• Minggu, 14 September 2025

Risiko Pelonggaran, Oleh Zainal Hidayat, S.H.

Senin, 18 Mei 2020 - 07.05 WIB
70

Zainal Hidayat, S.H.

Bung Kupas - Mendekati hari Lebaran, mobilitas orang semakin tinggi baik dalam rangka perjalanan mudik maupun mendatangi pusat-pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan Lebaran. Tidak heran jika kini Kota Bandar Lampung mulai macet lagi akibat banyaknya kendaraan roda empat yang tumpah ke jalan.

Sejumlah mall, pusat perbelanjaan dan pasar di Bandar Lampung juga kini mulai dipadati warga. Bahkan tidak sedikit warga yang mengabaikan protokol kesehatan saat berada di pusat keramaian ini. Sehingga potensi penyebaran virus Corona semakin terbuka, jika warga tidak mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Kondisi serupa juga terjadi di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan dimana sejak hari Jumat (15/5/2020) hingga Minggu (17/5/2020), PT ASDP cabang Bakauheni mengaku sudah memberangkatkan 437 penumpang menuju Pelabuhan Merak, Banten.

Bahkan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Panjang menyatakan sudah memeriksa penumpang di atas 1.000 orang yang hendak menyeberang Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak. Ironisnya, tidak semua penumpang yang akhirnya diberangkatkan itu memenuhi persyaratan seperti memiliki surat keterangan bebas sehat Covid-19.

Bahkan tidak sedikit penumpang yang sebagian besar pekerja di sejumlah perusahaan di beberapa provinsi di Pulau Sumatera itu hanya mengantongi surat PKH dari perusahaannya. Dengan pertimbangan kemanusiaan, akhirnya seluruh penumpang pun diseberangkan. Dengan catatan, semua penumpang hanya dilakukan tapid test saat tiba di daerah tujuan.

Pelonggaran-pelonggaran inilah yang kemudian dikhawatirkan akan memicu penyebaran virus Corona secara meluas. Pasalnya, protokol kesehatan yang sudah ditetapkan tidak sepenuhnya dipatuhi.

Jangan heran, jika kini bandar udara, pelabuhan dan stasiun kereta api mulai dipadati penumpang yang katanya akan melakukan perjalanan dinas keluar kota. Padahal, tidak sedikit di antara mereka yang akan pulang kampung alias mudik.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bandar Lampung terlihat pasrah melihat kondisi ini. IDI khawatir kondisi yang terjadi saat ini akan memicu penyebaran virus Corona semakin meluas.

Ketua IDI cabang Bandar Lampung, dr. Aditya M Biomed pun menyerahkan semuanya kepada kebijakan pemerintah, termasuk adanya pelongggaran operasional moda transportasi. Menurut Aditya, para tenaga medis khawatir pelonggaran ini membuka peluang meningkatnya penyebaran virus Corona.  

Sekarang semuanya kembali kepada pemerintah, apakah akan terus meneruskan kebijakan pelonggaran ini demi kepentingan ekonomi atau akan memperketat pengawasan mobilitas orang untuk kepentingan kesehatan. Semestinya, kepentingan kesehatan warga adalah di atas segala-segalanya termasuk ekonomi. Karena kesehatan dan keselamatan warga adalah hal paling utama harus dikedepankan dibandingkan apapun. (*)

Editor :