Pelaku Usaha Ayam Broiler di Lampung Timur 'Babak Belur' Dihantam Corona
Lampung Timur - Ditengah Pandemi Covid 19, ratusan pelaku usaha penggemukan ayam broiler, atau biasa disebut ayam potong mengalami penurunan yang signifikan.
Seperti yang dialami Sumariyo, jika kondisi normal dirinya mendapat keuntungan Rp42 juta, namun ditengah Pandemi keuntungan hanya tersisa Rp14 juta dalm satu kali panen, untuk 14 ribu ayam Broiler.
Menurunnya daya beli menrun karena adanya penegasan dari Pemerintah, agar masyarakat tidak melakukan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang di tengah Pandemi Covid 19, termasuk warga tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan resepsi (pesta) baik pernikahan, Khitanan, ataupun yang lainnya.
'Sementara kegiatan resepsi merupakan mesin pemutar ekonomi bagi pelaku usaha menengah kebawah,"ujarnya, Sabtu (16/5).
Pria yang berdomisili di Desa Labuhanratu VII ini mengatakan, meskipun dirinya sudah bermitra dengan perusahaan namun karena kondisi ditengah Pandemi Covid 19, dirinya harus mengeluarkan biaya tambahan operasional sebesar Ro70 juta dalam satu kali musim untuk peliharaan sebanyak 14 ribu ayam, dan biaya tambahan itu mengurangi penghasilannya yang signifikan.
"Kalau tidak bermitra dengan perusahaan semua peternak ayam potong sudah gulung tikar,"ujar Sumariyo.
Namun terkait harga ditengah Pandemi Covid 19, tidak ada pengaruhnya bagi pelaku penggemukan ayam potong, karena sudah kerjasama dengan perusahaan dengan kesepakatan harga Rp17 - 18 ribu per ekor, sehingga dalam situasi apapun harga tidak akan berpengaruh.(*)
Berita Lainnya
-
Rutan Menggala dan BNNK Lampung Timur Satukan Strategi Tekan Peredaran Narkoba
Rabu, 17 Desember 2025 -
67 KPM PKH di Sekampung Lampung Timur Mundur Secara Sukarela
Jumat, 12 Desember 2025 -
Dua Peti, Dua Kisah Pulang Menyayat: Duka Pahlawan Devisa dari Lampung Timur
Rabu, 10 Desember 2025 -
Lampung Timur Genjot Produktivitas, Bantuan Alsintan Sasar Poktan dan Brigade Pangan
Selasa, 09 Desember 2025









