• Jumat, 16 Mei 2025

Gelombang Pasang di Kota Agung Hantam Kawasan Wisata Muara Indah

Minggu, 10 Mei 2020 - 15.29 WIB
572

Gelombang Pasang menghantam tembok pembatas pantai di TPI dan pelabuhan Kota Agung, serta kawasan wisata Muara Indah. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tanggamus - Gelombang pasang yang terjadi Minggu (10/5/2020) adalah yang terbesar selama tiga hari terakhir. Ombak besar setinggi hampir 5 meter menghantam tembok pembatas pantai di TPI dan pelabuhan Kota Agung, serta kawasan wisata Muara Indah.

Akibatnya, kawasan tersebut tergenang air laut. Bahkan air laut masuk hingga tempat parkir kendaraan, warung-warung, lapak pedagang dan kios, dan gedung pelelangan ikan. Kawasan wisata Muara Indah juga tergenang air laut, dan merendam arena bermain anak.

Sekretaris DPC HNSI Tanggamus, Mastang mengatakan, deburan ombak bersuara keras dan kuat, membuat nelayan enggan melaut. Sementara satu unit kapal terlihat terhempas di pinggir pantai di kawasan wisata Muara Indah.

"Dalam kondisi laut seperti ini, banyak nelayan yang tidak berani melaut, terutama nelayan pancing dan jaring yang menggunakan perahu dan londeng. Sangat beresiko. Nyawa taruhannya," kata Mastang.

Mastang menambahakan, meski tidak ada korban jiwa, gelombang pasang ini sangat merugikan, karena nelayan tidak melaut.

"Itu artinya penghasilan nelayan tidak ada. Padahal saat pandemi Covid-19 dan menghadapu lebaran dan tahun ajaran baru, nelayan butuh penghasilan banyak," kata dia.

Sementara, di pemukiman nelayan Kapuran Kelurahan Pasarmadang, Kecamatan Kota Agung, gelombang pasang setinggi 4 - 6 meter lebih menghantam puluhan rumah warga  yang berada di bibir pantai rusak.

Ombak juga masuk jauh ke daratan yang berdekatan dengan pemukiman. Areal tempat pemakaman umum tak luput dari hantaman gelombang. Namun tidak ada korban jiwa, karena warga sudah siap siaga sejak gelombang pasang mulai terjadi dua hari yang lalu.

Besarnya gelombang yang menghantam pemukiman membuat sejumlah keluarga memilih mengungsi ke rumah keluarga yang aman dari ombak. Mereka juga ikut mengungsikan perabot rumah tangga. "Kalau bertahan di rumah, takut gelombang susulan, rumah saya juga sudah jebol. Mana hujan deras masih saja terjadi," kata Darmadi, salah seorang warga yang mengungsi sambil menggotong perabot rumah. (*)