• Selasa, 26 November 2024

Patung Semar di Toto Mulyo Tubaba Akan Diganti Icon Budaya Lampung

Kamis, 07 Mei 2020 - 16.17 WIB
1.3k

Musyawarah terkait polemik Patung Tugu Semar di Tiyuh Toto Mulyo Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tubaba. Foto: Irawan/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tulangbawang Barat - Polemik berdirinya Patung atau Tugu Semar di Simpang Mail Tiyuh Toto Mulyo, Kecamatan Gunung Terang, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), yang dibangun aparatur Tiyuh melalui Dana Desa akhirnya menemui titik terang.

Titik terang tersebut didapat setelah stakeholder terkait menggelar musyawarah yang hasilnya patung tugu semar tersebut akan diganti dengan icon yang lain mengenai Budaya Lampung. Sementara patung tersebut akan ditutup menggunakan terpal, pembangunan akan dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri.

Dalam musyawarah, Camat Gunung Terang, Dahyi Adiwijaya berharap, persoalan patung semar ini tidak berkembang menjadi luas. "Saya mengundang seluruh elemen masyarakat baik toko pribumi atau tokoh masyarakat Tiyuh Toto Mulyo, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," ungkapnya di Tiyuh Toto Mulyo, Kamis (7/5/2020).

Kapolsek Gunung Agung, AKP Tri Handoko menerangkan, karena saat ini masalah patung tersebut telah di tangani kabupaten melalui musyawarah tiyuh, ia mengajak untuk mencari solusi persoalan tersebut.

"Mari kita bersama-sama mencari solusi yang terbaik. Untuk patung semar tersebut, jika hasil rapat ini akan diturunkan, patung semar tersebut masih bisa diletakkan di taman tiyuh ataupun depan balai tiyuh," ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Tiyuh (PMT), Miral Hayadi mengungkapkan, anggaran perubahan patung tugu itu akan masuk ke dana desa tahun depan.

"Jika akan merubah dan menurunkan patung tersebut, pasti akan menurunkan biaya. Maka dari itu, agar aparat tiyuh mulai rencana anggaran belanja atau menganggarkan pada APBT perubahan 2021," ucapnya.

Samsurijal, Tokoh Adat Megou Pak Tubaba Marga Suwai Umpu Gunung Terang menegaskan, agar semua sepakat untuk mencari solusi terkait Tugu Semar itu.

"Kami warga masyarakat adat dari suwai umpu mengharapkan, tugu tersebut tidak diturunkan, namun di kolaborasi. Munculnya semar itu sebenarnya tidak akan menjadi ribut, kalau pembangunannya melalui musyawarah bersama tokoh masyarakat dan melibatkan adat," ungkap Samsurijal. (*)