Ledakan Corona, Oleh Zainal Hidayat, S.H.
Bung Kupas - Keberadaan alat tes PCR yang kini dimiliki Provinsi Lampung akan membantu mempercepat pemeriksaan uji swab. Selain itu, juga akan menambah semakin banyak jumlah sampel yang bisa diperiksa. Pasalnya, dalam satu jam PCR akan mampu memeriksa sebanyak 90 sampel. Dan hasilnya akan bisa diketahui dalam waktu 4 sampai 5 jam kemudian.
Dengan semakin cepat dan banyaknya sampel yang bisa diperiksa oleh PCR, tentu akan berdampak dengan semakin banyaknya pula warga yang nantinya terkonfirmasi positif Covid-19.
Ditambah, Pemkot Bandar Lampung yang kini sedang gencar melakukan rapid test massal terhadap para tenaga medis di setiap puskesmas. Pemeriksaan rapid test secara masif ini tentu mengandung konsekuensi akan semakin banyak pula warga yang bisa terdeteksi positif Covid-19. Apalagi, selama ini banyak warga terkonfirmasi positif Corona padahal ia tidak memiliki gejala apapun terkait Covid-19.
Jika saat ini di Provinsi Lampung pasien positif Corona hanya tercatat 55 orang, setelah PCR resmi beroperasi diperkirakan jumlah pasien terpapar Covid-19 akan jauh lebih banyak. Artinya, harus sudah disusun langkah antisipasi seandainya nanti benar-benar terjadi ledakan pasien Corona, meskipun hal itu sangat tidak diinginkan.
Untuk diketahui, saat ini Indonesia tercatat sebagai salah satu negara di dunia yang paling sedikit melakukan pengujian kasus infeksi virus corona dengan metode polymerase chain reaction (PCR) terhadap warganya. Tak heran apabila data resmi pemerintah menunjukkan jumlah orang yang positif tertular corona sampai saat ini masih dianggap belum sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Sementara perkiraan sejumlah pakar dan lembaga bisa mencapai ratusan ribu orang, bahkan bisa lebih dari 1 juta orang. Data Worldometer per Senin, 13 April 2020 pukul 19.00 WIB menunjukkan tes PCR Indonesia hanya 99 orang per satu juta penduduk. Bandingkan dengan Italia yang memeriksa 16.708 orang per satu juta penduduk, Spanyol 12.833 orang, dan Amerika 8.559 orang. Indonesia juga kalah dibandingkan Filipina yang memeriksa 309 orang per satu juta penduduk, apalagi Malaysia dengan kemampuan mengetes 2.525 per satu juta penduduk.
Hal tersebut tak terlepas dari keterbatasan jumlah mesin tes PCR untuk menguji sampel lendir seseorang yang diambil dengan cara swab. Oleh karena itu, kita mendukung target yang disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan 10.000 pemeriksaan spesimen hasil swab per hari dengan metode PCR di laboratorium.
Kembali ke Provinsi Lampung, ancaman ledakan pasien Corona pasca PCR resmi beroperasi harus dilakukan antisipasi sejak sekarang. Apakah 30 rumah sakit rujukan yang kini disediakan sudah siap menampung, jika seandainya nanti pasien Corona bertambah banyak dalam waktu yang cepat?
Lalu, apakah Pemrov Lampung bersama Pemkab/Pemkot juga sudah menyusun upaya-upaya yang harus dilakukan jika seandainya ledakan virus Corona itu benar terjadi seperti misalnya jika nanti terpaksa harus menerapkan PSBB? Skema kesiapan inilah yang mulai sekarang mulai dibuat, sehingga saat sesuatu yang tidak diinginkan itu terjadi sudah ada upaya-upaya untuk menanganinya. Seperti kata pepatah “sedia payung sebelum hujan”. (*)
Berita Lainnya
-
Dinamika Pilkada Serentak 2024 di Tengah Transisi Kepemimpinan Nasional, Oleh: Donald Harris Sihotang
Selasa, 23 Juli 2024 -
Pemeriksaan Kejagung, Ujian Berat Eva Dwiana Menjelang Pilkada Bandar Lampung 2024, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 17 Juli 2024 -
Kota Baru, Menghidupkan Kembali Impian yang Terbengkalai di Pilkada Gubernur Lampung 2024, Oleh: Donald Harris Sihotang
Senin, 15 Juli 2024 -
Pilkada 2024: Perubahan Regulasi dan Dampak Politik Dinasti, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 03 Juli 2024