• Sabtu, 11 Januari 2025

Nelayan Tradisional Keluhkan Adanya Kapal Trawl di Perairan Lampung Timur

Selasa, 28 April 2020 - 12.36 WIB
292

Sejumlah nelayan tradisional sedang menarik jaring bubu di pesisir Wako, Labuhanmaringgai. foto: Agus Susanto/Kupastuntas.co

Lampung Timur - Keberadaan kapal trawl di perairan Laut Lampung Timur masih menjadi keluhan bagi nelayan tradisional, sebab kapal trawl menjadi penyebab rusaknya jaring nelayan tradisional di wilayah bagan, hal tersebut di katakan Ketua 1 Asosiasi Nelayan Tradisional (ANT), Selasa (28/04/2020).

Ketua 1 ANT Lampung Timur, Sandio mengatakan, persoalan kapal trawl sudah menjadi persoalan klasik yang tidak pernah dapatkan solusi, Pemerintah sepertinya kurang memperhatikan keluhan nelayan tradisional dengan keberadaan kapal trawl.

Ia melanjutkan, Pemerintah  bisa memberi arahan kepada kapal trawl agar tidak melintasi areal bagan nelayan tradisional, sebab jika areal bagian di lintasi, dampak yang pasti terjadi yaitu jaring nelayan tradisional rusak. "Belum lama ini kami menyelesaikan persoalan tersebut, kesimpulannya pemilik kapal trawl mengganti jaring yang rusak rata rata 3 sampai 4 juta," ujar Sandio.

Bukan hanya persoalan Kapal Trawl, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kualapenet, Desa Margasari, tidak dimanfaatkan sebagaimana fungsinya, seharusnya penimbangan ikan dan penjulan lapak ikan di pusatkan di TPI, namun sejumlah nelayan lebih melakukan penimbangan ikan di pinggir jalan menuju TPI." Tidak hidupnya TPI akibat banyaknya agen, sehingga kapal yang baru turun dari laut langsung menepi di lokasi agen yang ada di pinggir-pinggir jalan," ujar Sandio. (*)

Editor :