• Senin, 25 November 2024

Saling Bantu, Oleh Donald Harris Sihotang S.E, M.M.

Selasa, 07 April 2020 - 13.01 WIB
93

Donald Harris Sihotang S.E, M.M.

Bung Kupas - Beberapa hari lalu, saya didatangi seorang teman. Dia bercerita, akibat pandemi corona hari ini, sudah mulai banyak warga di Bandar Lampung yang kehilangan pekerjaan dan tidak lagi punya penghasilan.

Selama bencana Covid-19, kebanyakan warga memilih berdiam diri di rumah. Kebijakan menjaga jarak fisik dan tetap berada di rumah merupakan anjuran pemerintah sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Di sisi lain, persediaan kebutuhan hidup warga  semakin menipis. Melalui teman, warga tersebut mengabarkan kondisinya dan berharap ada solusi.

Dulu, pada masa kampanye Pemilu 2019, ketika menjadi salah satu peserta Pemilu dari daerah pemilihan Bandar Lampung, saya pernah bertemu, berdiskusi sambil ngopi bareng dengan mereka. Meski perolehan suara saya yang sekitar 5.000 tidak cukup menghantarkan saya menjadi anggota DPRD Provinsi Lampung, namun mereka masih mengingat saya.  

Kesulitan di tengah masyarakat ini tentu harus menjadi perhatian kita bersama. DPRD sebagai wakil rakyat, saluran aspirasi masyarakat harus tanggap dengan situasi yang terjadi di tengah masyarakat. Jangan lari dari tanggungjawab. Rakyat percaya dengan wakilnya di DPRD akan selalu bersama dengan mereka ketika mereka membutuhkan pertolongan.

Jumlah anggota DPRD Provinsi Lampung ada sebanyak 85 orang dan dari dapil Bandar Lampung sebanyak 11 orang. Tambah lagi jumlah DPRD Kota Bandar Lampung sebanyak 50 orang. Dalam situasi seperti ini semua harus saling bergotong royong, saling bantu satu dengan lainnya. Gubernur, Bupati/Walikota, DPRD dan semua unsur Pemerintah terkait bahkan masyarakat.

Saling bantu tidak hanya di Bandar Lampung, Provinsi Lampung ini terdiri dari 15 Kabupaten/Kota. Kita juga punya 20 anggota DPR RI dan 4 anggota DPD yang duduk di senayan dari daerah Pemilihan Lampung.

Di beberapa tempat, sudah ada sejumlah organisasi yang mendirikan posko bantuan untuk diteruskan kepada warga yang membutuhkan. Melalui aplikasi WhatsApp sejumlah pesan dari beberapa organisasi yang mendirikan posko bantuan mengajak saya ikut mendonasikan bantuan berupa beras, mie instan atau uang tunai. Ini perlu ditiru, karena selama berdiam diri di rumah, banyak warga tidak bisa mendapatkan penghasilan. Pemberian bantuan ini sangat bermanfaat sebagai jaring pengaman ekonomi bagi warga dengan pekerjaan mengandalkan pendapatan harian.  

Ada banyak warga yang tidak bisa lagi mencari nafkah. Ada banyak restoran yang sudah tutup, kafe, dan tempat hiburan melahirkan pengangguran baru, terutama mereka yang bekerja di sektor informal. Bekerja dan belajar dari rumah ikut memukul sektor informal. Sopir angkutan umum dan tukang ojek kehilangan pekerjaan. Sebagian karyawan sektor formal pun sudah mengalami penundaan gaji. 

Para pekerja yang kini menganggur tak mampu membayar rumah kontrakan, bahkan makan sehari-hari. Ada banyak tenaga medis yang tidak dibekali alat pelindung diri. Kita harus saling membantu. Selain menggalang bantuan paket sembako, perlu juga dikampanyekan bagaimana bergerak bersama untuk melakukan upaya pencegahan melawan Covid-19.

Konsepsi dalam penanganan wabah Covid-19 ini pemerintah tidak mungkin bergerak  sendiri. Sukarelawan juga dibutuhkan untuk saling berbagi, memberikan edukasi agar masyarakat kita disiplin dan tetap optimis. Dengan bergotong royong mudah-mudahan kita dapat melalui musibah ini (*)