Lockdown di Rumah, Oleh Zainal Hidayat, S.H.

Zainal Hidayat, S.H.
Bung Kupas - Pandemi virus Corona memaksa setiap orang untuk bisa mengisolasi diri secara mandiri, agar tidak mudah terpapar. Bagi orang Timur, berinteraksi dengan tetangga sudah menjadi sebuah kebutuhan pokok khususnya bagi yang berada di pedesaan. Namun sejak Covid-19 meluas, kini sebagian orang lebih memilih berdiam diri di rumah.
Kondisi itulah yang kini juga saya alami bersama keluarga. Hampir dua minggu berjalan, kami sekeluarga mengisolasi diri di rumah. Ada kejadian yang sempat membuat takut, saat seorang tetangga di belakang rumah baru pulang dari Serang.
Istri saya semakin ketakutan, saat istri dari tetangga ini baru saja belanja di warung kami. Bukannya berprasangka buruk, kekhawatiran pun sontak muncul. Pendek kata, istri pun memutuskan menutup warung bahkan rumah kami, dari kunjungan siapa pun sejak Minggu (25/03/2020).
Istri pun mengisolasi saya dan anak-anak agar tetap berada di rumah. Beruntung, saya diberi kebijakan oleh pimpinan kantor bisa bekerja dari rumah (work from home). Pertanyaannya, entah sampai kami istri akan memberlakukan kebijakan ‘lockdown di rumah’. Apalagi, dengan meninggalnya salah satu pasien positif Corona di RSUD Abdul Moeloek pada Senin (30/03/2020).
Saya hanya bisa berdoa, semoga badai Covid-19 segera berlalu dari negeri ini. Sehingga warga bisa kembali melakukan aktifitas secara normal. Jika angka penderita dan kematian akibat virus Corona terus bertambah, bisa dipastikan lockdown di rumah bakal lebih panjang. (*)
Berita Lainnya
-
Video Presiden Prabowo di Bioskop; Transparansi atau Propaganda, Oleh: TB Alam Ganjar Jaya
Minggu, 14 September 2025 -
Fenomena Robby Effect, Bayang-Bayang Korupsi yang Membekukan Metro, Oleh: Arby Pratama
Jumat, 12 September 2025 -
Pendidikan Fiqih Ekologi dan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Mitigasi Bencana, Oleh: Koderi
Kamis, 11 September 2025 -
Belajarlah dari Nepal, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 10 September 2025