• Senin, 16 Juni 2025

Pantai Kerang Mas Lamtim Mulai Terkena Abrasi

Sabtu, 14 Maret 2020 - 15.21 WIB
1k

Pantai Kerang Mas yang ada di Desa Muaragadingmas, Labuhanmaringgai, mulai terjadi pengikisan (abrasi). Foto: Agus/Kupastuntas.co

Lampung Timur - Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Lampung, Bayu Witara saat dikonfirmasi mengungkapkan, Keindahan pantai Kerang Mas yang ada di Desa Muara Gadingmas, Kecamatan Labuhanmaringgai, mulai terkikis ombak (Abrasi). Setidaknya sudah satu meter pantai tersebut sudah terkikis, Sabtu (14/03/2020).

Bayu Witara menegaskan, jika Pemerintah melakukan pembiaran akan terjadinya abrasi di Pantai Kerang Mas, maka lokasi wisata tersebut lambat laun hanya tinggal nama.

Artinya, jika bibir pantai habis tergerus ombak, sementara lebar pantai dari air laut di pantai Kerang Mas hanya 50 meteran dan ombak terus mengikis. Jika tidak secepatnya ada tindakan dari pemerintah secara serius, pantai akan habis. "ini sudah mulai terlihat penggerusan pantai sedikitnya 1 meter," ujar Bayu Witara.

Ada dua langkah yang harus dilakukan pemerintah yaitu, membangun break water Pemecah Ombak (break water) atau melakukan penanaman mangrove. "Persoalan abrasi jangan dianggap sepele, ini soal lingkungan," tegas Bayu.

Sementara Pantai Kerang Mas merupakan lokasi wisata bahari satu-satunya yang sudah terkenal yang dimiliki Lampung Timur, dan sudah mulai dikenal oleh sejumlah wisatawan baik lokal Lamtim atau wisata dari luar Kabupaten, bahkan luar Provinsi Lampung, dan itu terbukti dengan jumlah pengunjung hingga 50 ribuan pada tahun baru 2020 ini.

Selain itu, Kerang Mas sudah mulai menjadi titik kumpul dalam kegiatan serimoni pemerintahan, seperti yang terjadi pada hari ini (Sabtu), semua OPD turun ke pantai Kerang Mas untuk menghadiri kegiatan Family Gathering. Artinya jika perhatian pemerintah terhadap lingkungan sekitar pantai Kerang Mas atas fenomena abrasi terkesan tidak ada perhatian, maka dalam jangka 10 tahun kedepan pantai bukannya tambah lestari namun habis terkikis. "Dan saran kami pemerintah segera turun untuk melakukan cek lokasi," ujar Ketua HNSI Lampung itu.

Terkait dengan penyebab terjadinya abrasi, Bayu Witara tidak bisa memberikan keterangan karena bukan tugasnya, dan untuk mencari penyebab terjadinya abrasi perlu dilakukan kajian lebih dalam. "biasanya abrasi terjadi pada musim Timuran, namun kok musim Baratan bisa terjadi abrasi, ini ada apa?" Tegas Bayu Wirata. (*)