• Minggu, 24 November 2024

Balon Walikota Bandar Lampung Rycko Sambut Ratusan Ibu-ibu Perwakilan Majelis Taklim

Kamis, 12 Maret 2020 - 21.06 WIB
121

Balon Walikota Bandar Lampung, Rycko Menoza SZP saat menerima kunjungan ratusan ibu-ibu perwakilan sejumlah majelis taklim di Kelurahan Pahoman, Bandar Lampung, Kamis (12/03/2020). Foto: Doc/Kupastuntas.co

Bandar Lampung - Bakal calon (Balon) Walikota Bandar Lampung, Rycko Menoza SZP menerima kunjungan ratusan ibu-ibu perwakilan sejumlah majelis taklim dari Kota Bandar Lampung, di Kelurahan Pahoman, Bandar Lampung, Kamis (12/03/2020).

Kedatangan mereka bertujuan ingin mendukung pencalonan Rycko Menoza SZP menjadi Wali Kota Bandar Lampung, yang mengusung berbagai program pro-rakyat dengan tagline 'Bandar Lampung Baru' tersebut.

Perwakilan Forum Majelis Taklim Bandar Lampung, Sri Sumarno, mengatakan, kedatangan mereka untuk bersilaturahim dan berharap adanya pemimpin baru yang dapat memberikan perhatian, mengayomi dan mendukung semua majelis taklim yang ada di Bandar Lampung.

Menurutnya, selama ini hanya majelis taklim tertentu saja yang mendapatkan perhatian, padahal majelis taklim di Bandar Lampung sangat banyak dari kalangan ibu-ibu yang aktif di kegiatan keagamaan itu. "Selama ini 'blas', sama sekali tidak ada perhatian pemerintah," kata dia.

Sementara itu, Rycko Menoza berjanji, akan memimpin dengan berdiri sama rata dengan semua golongan masyarakat tanpa membeda-bedakan kelompok-kelompok tertentu. "Bandar Lampung terdiri atas berbagai kelompok, suku, agama, dan mereka memiliki hak yang sama dalam menikmati pembangunan," kata Rycko.

Tidak hanya majelis taklim, kata Rycko, semua agama akan dinaungi, karena pembangunan Kota Bandar Lampung berasal dari uang rakyat, oleh karenanya harus dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. "Tidak boleh hanya memperhatikan kelompok tertentu saja," ujar Rycko.

Rycko juga menyampaikan, program keagaamaan wisata rohani 'umrah' harus diberikan secara merata tidak hanya kelompok-kelompok tertentu saja, karena yang digunakan adalah uang rakyat. 

"Program umrah sebaiknya dikembalikan ke masyarakat. Misalnya di Kelurahan tersebut ada guru ngaji, marbot, pemandi mayat atau seseorang yang telah berjasa untuk masyarakat namun tidak mampu berangkat ke Tanah Suci," tambahnya. (Rls)