• Minggu, 29 September 2024

Sampai Awal Maret, Terjadi 11 Kasus DBD di Pesibar

Selasa, 10 Maret 2020 - 15.25 WIB
102

Kadiskes Pesibar Tedi Zadmiko saat meninjau pelayanan di puskesmas krui

Pesisir Barat - Sejak tanggal 01 Januari-10 Maret 2020, terjadi 11  kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Pesisir Barat. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pesisir Barat Tedi Zadmiko, Selasa (10/03/2020).

Tedi menjelaskan, kasus DBD tersebar di wilayah-wilayah kerja puskesmas yakni UPT Puskesmas Karya Penggawa terdapat 3 (tiga) kasus dengan rincian pada tanggal 03 Januari 2020 berjumlah 1 kasus dan pada tanggal 09 Januari 2020 berjumlah 2 kasus. Ketiga kasus berada di Pekon Penengahan.

Kemudian, UPT Puskesmas Ngambur berjumlah 5 (lima) kasus dengan rincian pada tanggal 11 Februari 2020 berjumlah 4 (empat) dengan tiga kasus dari Pekon Gedung Cahaya Kuningan dan satu kasus dari Pekon Negeri Ratu Ngambur dan pada tanggal 06 Maret 2020 berjumlah 1 kasus dari Pekon Suka Negara.

Selanjutnya, UPT Puskesmas Bengkunat Belimbing berjumlah 2 kasus dengan rincian pada tanggal 21 Februari 2020 berjumlah 1  kasus dari Pekon Pemerihan dan pada tanggal 26 Februari 2020 berjumlah 1 kasus dari Pekon Sukamarga. Berdasarkan hasil Penyelidikan Epidemiologi pasien tertular oleh mahasiswa yang sempat singgah di rumah pasien.

"Selain itu di UPT Puskesmas Lemong berjumlah 1 (satu) kasus dengan rincian pada tanggal 03 Maret 2020 berjumlah 1 (satu) kasus dari Pekon Lemong. Berdasarkan hasil Penyelidikan Epidemiologi pasien tertular di Bandar Lampung," papar Tedi.

Tedi menginstruksikan kepada suluruh puskesmas, terutama puskesmas yang telah terdapat angka kasus DBD, agar melakukan intervensi terhadap kasus tersebut dengan melakukan sosialisasi tentang kebersihan lingkungan dan pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti.

"Pembagian larvasida dan Fogging focus dengan lokasi dipusatkan pada pekon penderita. Tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah mensosialisasikan 1R1J ( 1 Rumah 1 Jumantik) dengan memberdayakan anggota keluarga sebagai Juru Pemantau Jentik dimulai dari tingkat rumah tangga, melakukan upaya kebersihan lingkungan melalui kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan dengan melibatkan masyarakat, dan meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan respon terhadap kejadian kasus DBD," Pungkas Tedi.(*)

Editor :