• Sabtu, 02 Agustus 2025

Pemprov Lampung Tingkatkan Perekonomian Daerah Melalui Peningkatan Ekspor

Senin, 09 Maret 2020 - 15.06 WIB
76

Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi saat menyampaikan sambutan pada acara coffe morning yang digelar didepan Gudang CFS (Container Freight Station), komplek Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Panjang, Bandar Lampung, Senin (9/3/2020). Foto: Siti/Kupastuntas.co

Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus berupaya meningkatkan perekonomian daerah melalui peningkatan ekspor barang hasil komoditi unggulan Provinsi Lampung, serta mengurangi ketergantungan terhadap barang impor.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi saat menyampaikan sambutan pada acara coffe morning yang digelar di depan Gudang CFS (Container Freight Station), komplek Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Panjang, Bandar Lampung, Senin (09/03/2020).

"Pemerintah Provinsi Lampung harus melakukan peningkatan perekonomian daerah, salah satunya melalui peningkatan ekspor, dan mari mulai kita kurangi terhadap ketergantungan barang impor," jelas Gubernur.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, pertumbuhan ekonomi ditargetkan meningkat rata-rata 6 persen pertahunnya. Angka ini akan diawali dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada tahun 2020. 

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satunya adalah dengan dilakukannya peningkatan ekspor.

 "Peningkatan ekspor barang didukung oleh diversitifikasi dan hilirisasi produk ekspor dan mengurangi ketergantungan impor. Diversitifikasi ekspor tidak hanya dilakukan dari sisi produk, tetapi juga memperluas negara tujuan ekspor," imbuh Gubernur.

Sementara komoditi unggulan Provinsi Lampung yang bisa di ekspor diantaranya kelapa sawit dan turunannya. Seperti nanas, kopi robusta, lada hitam, udang beku, karet sir, kakao dan kelapa.

Menurut Arinal, peningkatan perdagangan ke luar negeri, Pemprov Lampung membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak.

Berdasarkan hal tersebut, masih ada potensi peningkatan kinerja pedagang luar negeri khususnya ekspor dengan memberikan kelancaran ekspor melalui Pelabuhan Panjang.

Padahal jika produk asli Lampung di ekspor melalui Pelabuhan Panjang maka dapat memberikan keuntungan, terutama dari segi waktu dam biaya, karena jaral dari pabrik ke Pelabuhan yang cukup dekat.

Lanjut Arinal, berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, ekspor pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 15,14 persen, dengan nilai 2,93 dolar Amerika Serikat.

Dengan impor mengalami peningkatan sebesar 0,83 persen, dengan nilai 2,85 miliar dolar. Kondisi tersebut menghasilkan surpus sebesar 84.32 juta dolar.

 Hasil kinerja ekspor pada tahun lalu kurang baik secara utama disebabkan oleh melemahnya perekonomian global yang menyebabkan berkurangnya permintaan dari luar negeri sehingga beberapa komoditi mengalami penurunan.

"Pemprov Lampung telah berupaya membuka peluang ekspor bagi produk yang dihasilkan oleh UKM maupun IKM yang berdaya saing serta mengupayakan hilirisasi dan diversitifikasi produk, serta penambahan produk ke negara-negara baru," lanjut Gubernur. (*)