Parodi Corona, Oleh : Donald Harris Sihotang, S.E, M.M
Bandar Lampung - Wabah virus corona (Covid-19) mengguncang dunia. Penyebaran virus ini terus meluas secara global. Jumlah kasus infeksi virus corona terus melonjak dalam beberapa hari terakhir di sejumlah negara selain China. Penyebarannya telah merambah ke banyak negara. Kasus-kasus baru ditemukan di beberapa negara Timur Tengah, yakni Iran, Bahrain, Kuwait, Iraq dan lainnya.
Negara-negara Eropa banyak yang terinfeksi wabah ini, seperti Italia, Spanyol, Jerman, Inggris, Prancis. Benua Amerika Latin dan Afrika pun tidak terbebas dari wabah Covid-19. Di Amerika Latin, kasus infeksi yang pertama berasal dari Brasil. Otoritas di Brasil mengumumkan seorang warga Kota Sao Paulo positif terinfeksi virus corona pada 26 Februari 2020. Data dari Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE menunjukkan jumlah orang yang terinfeksi virus corona secara global telah mencapai 82.171 jiwa. Jumlah tersebut merupakan data terbaru pada 27 Februari 2020.
Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE, korban yang meninggal akibat virus corona di seluruh dunia saat ini tercatat sebanyak 2.804 jiwa. Sementara pasien virus corona yang sembuh 33.129 orang. Dari data tersebut angka infeksi virus corona yang terbanyak di China, yakni 78.497 kasus. Korea Selatan yang menjadi episentrum baru wabah ini sebanyak 1.595 kasus.
Mengutip data dari Kantor Staf Presiden, Minggu (1/3/2020) pukul 08.00 WIB, Virus corona telah menyebar ke-61 negara di dunia, dan sudah ada 86.593 kasus. Jumlah kematian 2.976, sementara pasien yang sembuh tercatat 42.112 orang. Corona mengguncang dunia. Dampak virus corona mengganggu iklim investasi, ekonomipun goyang.
China bisa dibilang pemasok barang-barang manufaktur terbesar di dunia, seperti produk tekstil, mesin dan peralatan listrik, hingga komponen dan produk elektronik, di antaranya ponsel, baterai, layar, pengeras suara, sampai pemasok utama Apple dan perakit iPhone.
Terlepas dari persoalan ekonomi, yang menjadi pertanyaan banyak orang hari ini adalah betulkan Indonesia negatif corona. Hingga Minggu (01/03/2020), belum ada satupun kasus Covid-19 di Indonesia. Hal ini bahkan menjadi pertanyaan banyak negara lain. Lalu, apa yang membuat Indonesia kebal terhadap virus corona?
Ada sejumlah ilmuan yang menyebut Indonesia negatif virus corona karena adanya perbedaan ras dengan negara-negara yang sudah terinfeksi. Tapi argumentasi ini terbantahkan, Malaysia sama dengan Indonesia rumpun Melayu, tapi terjangkit virus corona.
Dalam percakapan aplikasi whatsapp, banyak beredar parodi soal virus yang mematikan ini. Ada yang menyebut virus Corona tidak punya harga diri di Indonesia. Warga Negara Indonesia dianggap sudah kebal terhadap berbagai virus. Alasannya, peristiwa banjir yang menerjang pemukiman warga di tanah air, Jakarta misalnya, itu dinikmati warga korban banjir, sudah dianggap hiburan seperti menikmati permainan di Dunia Fatasi (Dufan) di Ancol, Jakarta.
Saat banjir bercampur material sampah, lumpur, banyak anak-anak bahkan dewasa yang berenang, menyelam, bermain seperti di tempat hiburan, Dufan. Sudah kebal, terbiasa diterjang banjir, hampir setiap musim hujan. Parodi ini menyebar melalui media sosial. Apakah memang kita benar-benar kebal? Semoga saja memang betul-betul negatif. (*)
Artikel ini sudah terbit di SKH Kupas Tuntas Edisi Cetak, Senin (02/03/2020) dengan judul 'Parodi Corona'
Berita Lainnya
-
Dinamika Pilkada Serentak 2024 di Tengah Transisi Kepemimpinan Nasional, Oleh: Donald Harris Sihotang
Selasa, 23 Juli 2024 -
Pemeriksaan Kejagung, Ujian Berat Eva Dwiana Menjelang Pilkada Bandar Lampung 2024, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 17 Juli 2024 -
Kota Baru, Menghidupkan Kembali Impian yang Terbengkalai di Pilkada Gubernur Lampung 2024, Oleh: Donald Harris Sihotang
Senin, 15 Juli 2024 -
Pilkada 2024: Perubahan Regulasi dan Dampak Politik Dinasti, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 03 Juli 2024