• Minggu, 29 Desember 2024

Pilkada Terpanas Oleh : Donald Harris Sihotang, S.E, M.M

Kamis, 27 Februari 2020 - 07.09 WIB
412

Donald Harris Sihotang, S.E, M.M.

Bandar Lampung - Dari delapan Kabupaten Kota di Provinsi Lampung, Pilkada Bandar Lampung adalah Pilkada yang persaingannya paling  ketat. Calonnya orang-orang top, pemilihnya orang-orang hebat. Pengalaman pada tahun 2019, ketika itu saya adalah salah satu peserta Pemilu, menjadi calon anggota DPRD Provinsi Lampung dari daerah Pemilihan Bandar Lampung.

Selama enam bulan masa kampanye Pemilu ketika itu, hampir semua Wilayah di Bandar Lampung saya datangi.  Bersilaturahmi, melakukan kerja-kerja politik, meminta dukungan dan pilihan dari masyarakat, di 20 Kecamatan. Hasil akhir perhitungan suara, saya hanya memperoleh suara sekitar 5.000. Jauh di luar asumsi saya dan tim pemenangan. Dari catatan perjalanan itu, kesimpulan saya, tidak mudah meyakinkan masyarakat Kota Bandar Lampung, tidak cukup kerja politik yang hanya enam bulan di Ibu Kota Provinsi dengan Indeks Pembangunan Manusia yang terus meningkat. Tahun 2018, IPM Kota Bandar Lampung 76.63.

Periode ini, ada sejumlah tokoh-tokoh hebat yang maju di Pilkada Bandar Lampung. Mereka melakukan penggalangan bukan saat hajat Pilkada ini saja. Persiapannya jauh sebelumnya. Sebut saja Eva Dwiyana. Bunda Eva biasa disapa bukan hanya menumpang popularitas di balik jabatan suaminya walikota Herman HN. Eva adalah Ketua Majelis Taklim Rahmat Hidayat, sudah lama dibina dan mengantarkannya dua kali duduk di kursi DPRD Provinsi Lampung. Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Provinsi Lampung 2019, Eva Dwiana meraih 86.258 suara atau lebih dari separuh suara PDIP di Dapil Lampung I (146.294 suara).

Perolehan suara ini sekaligus menempatkan Bunda Eva sebagai caleg dengan perolehan suara tertinggi di DPRD Lampung. Kedua, ada nama Rycko Menoza Sjachroedin Zainal Pagaralam atau biasa dikenal Rycko Menoza SZP. Menarik melihat masuknya Rycko Menoza di Pilkada Bandar Lampung. Anak sulung mantan Gubernur Lampung dua periode Sjachroedin ZP ini sebelumnya adalah  Bupati di Lampung Selatan.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi adalah mantan Sekda-nya Sjachroedin ZP di Provinsi Lampung, mereka punya hubungan yang kuat. Kenapa Rycko Menoza maju di Bandar Lampung tidak di Lampung Selatan. Tentu, Ketua Pemuda Pancasila Provinsi Lampung ini dan timnya punya hitung menang. Target berkompetisi adalah  menang, bukan sekedar ikut.

Tambah seru lagi masuknya Irjen Pol (pur) Ike Edwin. Ike adalah tokoh Lampung. Bisa dihitung jari Jenderal Polisi/TNI dari Lampung. Perdana Menteri Kepaksian Pernong di Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak ini terakhir menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama bidang Sospol Sahli Kapolri.

Petaruhan lulusan Akpol 1985 ini maju di Pilkada Bandar Lampung adalah pertaruhan besar. Ia mantan Kapolda Lampung. Jenderal bintang dua, berpengalaman dalam bidang Brimob,   levelnya adalah Gubernur. Siapa yang tidak kenal dengan dang Ike Edwin. Kemudian ada nama Rektor  IBI Darmajaya Firmansyah Y Alfian dan Yusuf Kohar. Orang-orang top, bersaing di tengah pemilih hebat. Politik uang tidak seberapa ampuh di Bandar Lampung. Uang diambil, pilihan belum tentu. Pendekatannya harus dari pintu-ke pintu, hati ke hati, beradu strategi. Selain di Bandar Lampung, 7 daerah lain yang menggelar Pilkada tahun ini di Lampung, yaitu Kota Metro, Lampung Timur, Lampung Selatan, Pesawaran, Lampung Tengah, Pesisir Barat, dan Way Kanan. (*)  


Artikel ini sudah terbit di SKH Kupas Tuntas Edisi Cetak, Kamis (27/02/2020) dengan judul 'Pilkada Terpanas'