Mengenang Gempa Liwa 26 Tahun Silam, Warga Gelar Doa Bersama di Monumen dan Makam Terbengkalai

Bikers Subuhan Lampung Barat menggelar ziarah kubur ke pemakaman massal korban gempa Liwa, Minggu (16/2/2020).Foto:Satoris
Lampung Barat-Tepat 26 tahun silam atau tepatnya tanggal 16 Februari 1994,
Kota Liwa Lampung Barat luluh lantak oleh gempa bumi berkekuatan 6,5 skala
righter (SR).
Gempa bumi tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi telah merenggut
207 jiwa mulai dari dewasa hingga anak-anak dalam bencana dengan titik terparah
Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan Balikbukit kala itu.
Para korban jiwa dimakamkan di satu tempat, berdekatan dengan lokasi pemandian massal, yang juga tidak jauh dari RSUD Alimuddin Umar. Sayangnya, monumen itu kini kondisinya tidak terawat, begitu juga dengan komplek pemakaman massal.
Dari pantuan, monumen ini seakan tidak diurus, banyak rumput liar yang
nyari menutupi monumen dan kuburan masal tersebut.
Tak ingin melupakan sejarah, Bikers Subuhan Lampung Barat, usai melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid Kegeringan Batubrak, Minggu (17/2/2020)
melanjutkan ziarah kubur ke pemakaman massal korban gempa Liwa.
Di monumet gempa Liwa itu para bikers subuhan memanjatkan doa untuk korban
gempa Liwa 94 yang di imami oleh ustadz Gufron.
Ustadz Gupron salah seorang peserta ziarah mengaku saat terjadi gempa Liwa beliau masih kelas 6 SD, gempa saat itu menurutnya sangat dahsyat.
Terpisah, warga kelurahan Way mengaku selaku saksi sejarah, Kemala Suri mengatakan, bahwa korban bencana alam 1994 yang dimakamkan secara massal karena saat peristiwa terjadi masyarakat tidak sempat untuk berbuat apa - apa, atas persetujuan dari keluarga korban pemerintah mengambil langkah inisiatip untuk makamkan secara massal.
"Dimakamkan secara massal karena masing masing keluarga korban saat itu tidak memiliki waktu banyak untuk melakukan pemakaman, karena harus menyelamatkan korban lain yang mengalami luka dan patah tulang karena tertimpa bangunan," terang Kemala dengan nada haru.
Dijelaskan Kemala, sebelum dilaksanakan proses pemakaman secara massal
korban juga dimandikan secara massal oleh petugas ditaman yang berjarak 500
meter dari monumen gempa.
"Sebelum dimakamkamkan korban meninggal dunia dimandikan dan dikafani dulu oleh petugas ditaman Ham Tebiu yang sekarang telah ditata apik dan banyak pengunjungnya itu," jelas Kemala.(*)
Berita Lainnya
-
Usulan Tak Ditindaklanjuti, Warga Gotong Royong Bersihkan Semak di Ruas Pekon Balak-Suoh Lambar
Senin, 17 Maret 2025 -
Pasca Viral Diberitakan, Inspektorat Cek Proyek Bermasalah di Kubu Perahu Lambar
Senin, 17 Maret 2025 -
Program Beasiswa Kuliah Gratis Kembali Lahirkan Dokter Muda, Parosil Ajak Mengabdi untuk Masyarakat
Sabtu, 15 Maret 2025 -
Banyak Masyarakat Belum Tau Program Cek Kesehatan Gratis, Parosil Minta Puskesmas Optimalkan Sosialisasi
Jumat, 14 Maret 2025