• Selasa, 08 Juli 2025

Soal Pasien Meninggal di Pelataran RSUDAM, DPRD Panggil Pihak Rumah Sakit dan BPJS Kesehatan

Kamis, 13 Februari 2020 - 19.26 WIB
156

Hearing Komisi V DPRD Provinsi Lampung dengan pihak RSUDAM serta BPJS Kesehatan cabang Bandar Lampung di ruang Komisi V, Kamis (13/2/2020). Foto: Ria/kupastuntas.co

Bandar Lampung - Menyikapi kejadian meninggalnya warga Lampung Selatan yang diduga mengalami penelantaran di pelataran Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung memanggil pihak RSUDAM serta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan cabang Bandar Lampung, Kamis (13/2/2020).

Tujuan pemanggilan tersebut adalah untuk  mencari titik terang sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi dikemudian hari.

Ketua Komisi V DPRD Provinsi Lampung, Yanuar Irawan meyakini pihak rumah sakit berplat merah tersebut sudah melakukan tugasnya dengan baik dan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), namun tidak bisa dipungkiri masih saja terdapat oknum yang melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan SOP.

"Tolonglah masing-masing lembaga bekerja sesuai dengan SOP-nya, sesuai dengan kepatutan, regulasi serta aturan, sehingga hal yang seperti kemarin tidak akan terulang dikemudian hari," ucapnya.

Lanjut Yanuar, jika semua lembaga sudah bekerja sesuai dengan standar operasional yang baik dan benar maka hal yang seperti kemarin tidak akan terjadi.

"Hal ini kan sangat disayangkan, rumah sakit kebanggaan Provinsi Lampung namanya selalu buruk," keluhnya.

Komisi V berharap rumah sakit yang selalu menjadi rujukan tersebut serta BPJS bisa memperbaiki pelayanan dan sistem yang ada, sehingga keluhan masyarakat sedikit berkurang.

Selain itu, ia berpesan kepada RSUDAM untuk menjalin komunikasi yang baik dengan pasien maupun keluarga pasien.

"Saya sering mendengar laporan bahwa susternya judes-judes," ucapnya.

Maka dari itu dia meminta kepada semua pegawai RSUDAM baik dokter dan perawat untuk menjalin komunikasi yang baik, memberi informasi dan edukasi ke keluarga pasien.

"Baik itu tenaga medis, perawat, dokter harus paham dan mengerti keadaan hati dari keluarga, supaya tidak ada kesalahpahaman," imbuhnya.

Sementara itu Direktur Pelayanan RSUDAM, dr. Pad Dilangga menyatakan, akan memulai pembenahan, serta komunikasi yang perlu diintenskan.

"Kita akan benahi semua, baik itu perawat, tenaga media termasuk dokter kita," tegasnya. (*)

Editor :