Sebelum Tewas Tenggelam, Rehan Sempat Minta Uang 4000 ke Ibunya
Pringsewu-Rehan Ma'ruf (13), siswa kelas I SMP Muhamadiyah Gadingrejo, ditemukan tewas tenggelam di embung penampungan air di Desa Purworejo, Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, Sabtu (8/2/2020).
Korban merupakan putra kedua dari pasangan Handoyo (45) dan Parianti (44). Jasadnya ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB dan dimakamkan Minggu (9/2/2020) pukul 10.00 di TPU Desa Kutoarjo, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran.
Menurut Handoyo, ayah kandung korban, sebelum ditemukan meninggal dunia, anaknya pamit kepada ibunya untuk pergi main. "Setelah pulang sekolah teman Rehan main ke rumah, dan sekitar pukul 14.00 WIB mereka pamit untuk main dan minta uang Rp4000 kepada ibunya," kata Handoyo.
Sebelum pergi, kata Handoyo, Rehan masih sempat disuruh ibunya membeli dedak untuk pakan ayam. "Ibunya tidak tahu kalau Rehan mau renang di embung, kalau tahu pasti tidak diperbolehkan," kata dia.
Handoyo memperkirakan anaknya tenggelam sekitar pukul 14.30 WIB. Ia mengatakan, Rehan berenang di embung bersama tiga orang temannya "Saat kejadian saya sedang di sawah, anak saya ditemukan warga sekitar pukul 15.00 WIB," ujarnya.
Menurutnya, selama ini anaknya sering ikut kegiatan renang di sekolah, namun ia tidak tahu apakah anaknya bisa berenang atau tidak. "Saya tidak ada firasat sama sekali dan sebelum kejadian bawaan anak saya juga tidak ada yang aneh-aneh. Atas kejadian ini kami selaku pihak keluarga sudah pasrah dan ikhlas," ungkapnya.
Kepala Desa Purworejo, Zainal Abidan mengatakan, jika embung tersebut sudah ada sejak 20 tahun lalu. Namun selama ini embung masih menyatu dengan sungai dan baru dua bulan lalu embungnya dipisah.
"Luasnya sekitar 70 meter persegi dengan kedalaman 2,5 meter," ungkap Zainal. Dikatakan, embung tersebut sudah dua kali makan korban jiwa. Dan setelah kejadian ini, pihaknya akan memagar keliling embung dengan bambu dan kemudian mendirikan gubuk untuk tempat mengawasi setiap orang yang datang ke embung.
"Tiap hari banyak warga yang mancing di embung dan sebenarnya sudah terpasang pengumuman larangan untuk tidak berenang di sekitar embung," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Program Makan Bergizi Gratis Perdana di Pringsewu Sasar 3.041 Orang
Senin, 06 Januari 2025 -
Pemkab Pringsewu Gelar Natal Bersama, Heri Iswahyudi: Mari Wujudkan Cita Cita Damai dan Sejahtera
Jumat, 27 Desember 2024 -
Imbauan FKUB Pringsewu Jelang Nataru 2024/2025: Jaga Kedamaian dan Keharmonisan
Senin, 23 Desember 2024 -
Diskoperindag Pringsewu Gencar Beri Pembinaan Kepada Pelaku UMKM
Kamis, 19 Desember 2024
Korban merupakan putra kedua dari pasangan Handoyo (45) dan Parianti (44). Jasadnya ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB dan dimakamkan Minggu (9/2/2020) pukul 10.00 di TPU Desa Kutoarjo, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran.
Menurut Handoyo, ayah kandung korban, sebelum ditemukan meninggal dunia, anaknya pamit kepada ibunya untuk pergi main. "Setelah pulang sekolah teman Rehan main ke rumah, dan sekitar pukul 14.00 WIB mereka pamit untuk main dan minta uang Rp4000 kepada ibunya," kata Handoyo.
Sebelum pergi, kata Handoyo, Rehan masih sempat disuruh ibunya membeli dedak untuk pakan ayam. "Ibunya tidak tahu kalau Rehan mau renang di embung, kalau tahu pasti tidak diperbolehkan," kata dia.
Handoyo memperkirakan anaknya tenggelam sekitar pukul 14.30 WIB. Ia mengatakan, Rehan berenang di embung bersama tiga orang temannya "Saat kejadian saya sedang di sawah, anak saya ditemukan warga sekitar pukul 15.00 WIB," ujarnya.
Menurutnya, selama ini anaknya sering ikut kegiatan renang di sekolah, namun ia tidak tahu apakah anaknya bisa berenang atau tidak. "Saya tidak ada firasat sama sekali dan sebelum kejadian bawaan anak saya juga tidak ada yang aneh-aneh. Atas kejadian ini kami selaku pihak keluarga sudah pasrah dan ikhlas," ungkapnya.
Kepala Desa Purworejo, Zainal Abidan mengatakan, jika embung tersebut sudah ada sejak 20 tahun lalu. Namun selama ini embung masih menyatu dengan sungai dan baru dua bulan lalu embungnya dipisah.
"Luasnya sekitar 70 meter persegi dengan kedalaman 2,5 meter," ungkap Zainal. Dikatakan, embung tersebut sudah dua kali makan korban jiwa. Dan setelah kejadian ini, pihaknya akan memagar keliling embung dengan bambu dan kemudian mendirikan gubuk untuk tempat mengawasi setiap orang yang datang ke embung.
"Tiap hari banyak warga yang mancing di embung dan sebenarnya sudah terpasang pengumuman larangan untuk tidak berenang di sekitar embung," pungkasnya. (*)
- Penulis : Manalu
- Editor :
Berita Lainnya
-
Senin, 06 Januari 2025
Program Makan Bergizi Gratis Perdana di Pringsewu Sasar 3.041 Orang
-
Jumat, 27 Desember 2024
Pemkab Pringsewu Gelar Natal Bersama, Heri Iswahyudi: Mari Wujudkan Cita Cita Damai dan Sejahtera
-
Senin, 23 Desember 2024
Imbauan FKUB Pringsewu Jelang Nataru 2024/2025: Jaga Kedamaian dan Keharmonisan
-
Kamis, 19 Desember 2024
Diskoperindag Pringsewu Gencar Beri Pembinaan Kepada Pelaku UMKM