Jadi Tumbal
Bung Kupas - Peristiwa OTT mantan komisioner KPU Wahyu Setiawan oleh KPK ternyata berdampak luas. Khususnya, ketika Harun Masiku yang diduga memberi suap Wahyu Setiawan, hingga kini masih berkeliaran bebas. Meskipun sudah ditetapkan sebagai DPO oleh KPK, Harun Masiku hingga saat ini masih bisa melenggak bebas.
Gara-gara Harun Masiku ini pula, Dirjen Imigrasi Ronny Sompie ikut jadi tumbal. Diduga memberikan data yang tidak valid terkait kedatangan Harun Masiku ke Indonesia, Menkumham Yasonna Laoly meradang hingga memutuskan mencopot mantan petinggi Mabes Polri itu.
Menkumham Yasonna Laoly lalu menunjuk Irjen Kemenkumham Jhoni Ginting sebagai pelaksana harian Dirjen Imigrasi. Kelanjutan kasus OTT ini menarik untuk terus disimak. Apalagi, kasus ini melibatkan politisi PDIP, partai yang kini berkuasa.
Kasus Harun Masiku ini juga menjadi ujian bagi pimpinan KPK dibawah komando Firli Bahuri. Publik menunggu apakah KPK berani mengusut kasus OTT mantan anggota KPU Wahyu Setiawan sampai tuntas. Atau akan ada lagi pihak-pihak yang dikambinghitamkan untuk melindungi orang-orang tertentu.
Yang menarik lagi, dua orang penyidik KPK juga ikut menjadi tumbal. Kedua penyidik yang sempat menangani OTT Wahyu Setiawan ini, justru ditarik kembali ke instusinya semula yakni Kejaksaan Agung sebelum masa tugasnya habis di KPK.
Dalam tayangan Indonesia Lawyer Club pada Selasa (28/1) malam, seorang penyidik KPK yang ditarik ke Kejaksaan Agung, Yandi mengungkapkan secara gamblang keinginannya agar diberi waktu menuntaskan kasus OTT Wahyu Setiawan tersebut.
Yandi berdalih dirinya hanya ingin mengabdi untuk Merah Putih. Yandi hanya ingin ikut membantu pemberantasan korupsi melalui pengabdiannya di KPK.
Dengan adanya berbagai runtutan kejadian dalam kasus Harun Masiku ini, harapannya tentu KPK masih punya keberanian untuk melakukan pengusutan secara tuntas. Di sinilah waktunya KPK baru membuktikan bahwa dirinya masih punya taji dan keberanian. Jangan sampai tudingan sejumlah pihak yang menyatakan KPK diambang kematian, menjadi realita.
Teringat kata-kata bijak yang pernah diungkapkan seorang Abraham Lincoln: “Anda bisa membohongi semua orang untuk satu waktu, anda juga bisa membohongi satu orang untuk sepanjang waktu. Namun anda tidak akan pernah bisa membohongi semua orang sepanjang waktu”. (*)
Berita Lainnya
-
Deep Learning VS Kurikulum 2013: Menuju Pembelajaran yang Lebih Bermakna, Oleh: Dr. Koderi, M.Pd
Rabu, 29 Januari 2025 -
Efektivitas Kebijakan Pendidikan: Dilema antara Libur Ramadan dan Sistem Pembelajaran di Indonesia, Oleh: Dr. Koderi. M.Pd
Kamis, 02 Januari 2025 -
Transformasi Ekonomi Berkelanjutan: Menggerakkan Perubahan dari Hilir Desa, Oleh Dr. Koderi, M.Pd
Selasa, 31 Desember 2024 -
Dinamika Pilkada Serentak 2024 di Tengah Transisi Kepemimpinan Nasional, Oleh: Donald Harris Sihotang
Selasa, 23 Juli 2024