• Kamis, 15 Mei 2025

Belum Tiga Bulan Dibangun, Bendungan di Labuhanratu Lamtim Ambrol

Sabtu, 04 Januari 2020 - 11.42 WIB
207

Sebuah bangunan penahan air sungai di Desa Labuhanratu VII yang berfungsi untuk mengairi sawah petani yang baru dibangun belum genap tiga bulan oleh pemerintah sudah tidak berfungsi. Foto: Agus Susanto

Lampung Timur - Bangunan bendungan di Desa Labuhanratu VII, kecamatan Labuhanratu, Lampung Timur ambrol, Sabtu (4/1/2020). Padahal, bendungan yang pembangunannya dibiayai pemerintah ini belum genap tiga bilang berdiri. 

Kontruksi bangunan didesain menyerupai jembatan dan diberi empat pintu besi yang bermanfaat untuk mengatur air. Namun pintu besi sebagai pengatur air itu justru rusak akibat tidak mampu menahan debit air. Selain itu, jembatan yang juga sebagai penyangga pintu nyaris putus karena sudah tidak merekat pada lantai jembatan.

"ini bangunan belum lama belum ada tiga bulan, sudah rusak gak bisa difungsikan," ujar Kamali, pemilik sawah di sekitar bendungan.

Awalnya, rencana pemerintah membangunkan pintu air tersebut agar bisa bermanfaat bagi petani, terutama soal sebagai pasokan air saat musim kemarau.

Kamali mengatakan, pada musim kemarau petani tidak bisa menggarap lahan karena air sungai tidak sampai mengalir ke sawah, sehingga dengan adanya pintu air maka pintu air dimaksud bisa menahan air dan air bisa mengaliri sawah. "Tapi sudah rusak belum sempat dimanfaatkan," terang Kamali.

Kamali mengatakan diduga pintu besi tersebut rusak akibat tidak mampu menahan air dan berimbas pada jembatan penahan pintu yang nyaris ambrol. Kerusakan tersebut dinilai tidak wajar karena masih berumur belum genap tiga bulan.

"Etah rusak karena kontruksi bangunan yang jelek atau hal lain kami tidak tahu yang jelas rusak nya bukan karena faktor usia," kata Kamali.

Jika bangunan penahan air tersebut dibangun secara kokoh dan bisa difungsikan maka sekitar 20 hektare sawah penyangga hutan TNWK tersebut tidak akan kesulitan air di musim kemarau dan bisa bercocok tanam. "Perlu adanya kroscek dari dinas terkait, dan harapan petani pintu air bisa direhab kembali," ujar Kamali. (*)

Editor :