Tiga Dosen Unila Teliti Kawasan Konservasi Anggrek Alam Kebun Raya Liwa
Lampung Barat - Indonesia menjadi salah satu negara dengan keragaman anggrek. Sejak beberapa tahun terakhir, spesies anggrek di Indonesia terancam punah, salah satunya disebabkan oleh kerusakan ekosistem alami akibat pembalakan liar, perluasan area perkebunan, dan kebakaran hutan.
Kebun Raya Liwa (KRL) merupakan satu-satunya kebum raya di Provinsi Lampung. KRL memiliki 5 fungsi utama, salah satu fungsinya adalah lokasi konservasi ex-situ, tumbuhan Indonesia khususnya tumbuhan Sumatera Bagian Selatan. Dengan fungsi tersebut KRL memiliki tanggungjawab untuk turut menjaga kelestarian keanekaragaman flora Indonesia, salah satunya anggrek.
Sejak diresmikan pada 5 Desember 2017, KRL terus berupaya membangun dan memperkaya koleksi tumbuhan. Dengan tema “Konservasi Tumbuhan Sumatera Bagian Selatan dan Pengembangan Tanaman Hias” KRL bercita-cita menjadi etalase Kabupaten konservasi yang hebat dan sejahtera. Sehingga tumbuhan koleksi menjadi roh sebuah kebun raya, khususnya koleksi tumbuhan endemik yang nantinya bisa dijadikan sebagai bahan penelitian dan pendidikan lingkungan baik oleh siswa, mahasiswa dan akademisi serta masyarakat umum.
"Salah satu kekayaan tumbuhan koleksi KRL adalah anggrek (Orchidaceae). Anggrek koleksi KRL merupakan hasil eksplorasi dari berbagai hutan yang ada di pulau Sumatera. Di Indonesia terdapat 5000 jenis anggrek, sedangkan di Pulau Sumatera sendiri diperkiranan menjadi rumah bagi 990 jenis anggrek," kata kepala Balitbang Lampung Baray, Tri Umaryani.
Salah satu jenis tanaman anggrek yang ada di Kebun Raya Liwa. Foto: Ist
Dijelaskan Tri, anggrek merupakan salah satu tanaman hias berbunga yang tidak kalah indahnya dengan tanaman hias berbunga lainnya. Anggrek memiliki bentuk dan corak bunga yang beraneka ragam dan indah dipandang mata. Keindahan bentuk dan bunganya telah membuat tanaman ini banyak dikoleksi baik untuk hobi maupun jual beli.
"Berdasarkan pola pertumbuhannya anggrek dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu monopodial dan simpodial. Anggrek monopodial memiliki bentuk pertumbuhan memanjang dan umumnya tumbuh lurus ke atas pada satu batang, bunga keluar dari sisi batang, ketiak daun dan bukan pada puncak titik tumbuh tanaman. Sedangkan anggrek simpodial memiliki batang yang seperti umbi atau umbi semu, dimana setiap umbi semu akan tumbuh terus menerus. Bunga keluar dari pangkal umbi semu, ujung titik tumbuh dan juga sela-sela daun," papar Tri.
Ditambahkannya, saat ini di KRL tercatat telah memiliki 96 jenis, 57 marga dengan 964 spesimen. Koleksi anggrek di KRL merupakan hasil eksplorasi bersama antara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Beberapa koleksi anggrek KRL ini ada yang endemik dan langka.
"Untuk diketahui, penelitian tentang anggrek telah dilaksanakan di KRL, dan yang saat ini sedang berlangsung adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Dr. Mahfud, M.Sc., Dr. Sri Wahyuningsih, M.Si. Dan Drs. Tundjung Tripeni H., M.S., ketiganya merupakan Dosen Biologi Fakultas MIPA Jurusan Biologi Universitas Lampung. Dengan semakin banyaknya penelitian tentang anggrek khususnya anggrek koleksi Kebun Raya Liwa diharapkan memberikan dampak yang positif dalam rangka memperkaya dan menjaga keberlangsungan koleksi anggrek di KRL," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Indeks Pembangunan Manusia Lampung Barat 2024 Naik Jadi 2,46 Persen
Senin, 04 November 2024 -
Korupsi Proyek Jalan 1,8 Miliar di Pesisir Barat, Direktur CV FAA Ditetapkan Tersangka
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Debat Kedua Pilkada Lambar, Parosil-Mad Hasnurin Komitmen Lestarikan dan Kembangkan Budaya Lokal
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Parosil Siap Perkuat Peran Perempuan dalam Agrobisnis Lampung Barat
Kamis, 31 Oktober 2024