Banyak Orang Sakit
Bung Kupas - Pagi itu, sekitar pukul 07.00 WIB saya diajak istri untuk menemaninya mengantarkan kakak ipar berobat ke sebuah rumah sakit swasta di Bandar Lampung. Seperti biasa, pengobatan menggunakan fasilitas program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Karena yang pasti, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya besar.
Sekitar 15 menit perjalanan, kami pun sampai di rumah sakit yang dituju. Saat tiba di ruangan khusus untuk mendaftar bagi peserta BPJS Kesehatan, saya dibuat terkejut. Belum genap pukul 08.00 WIB, istri sudah mengambil nomor antrean 60. Sementara saat itu, petugas baru memanggil pasien yang memiliki nomor 10.
Semakin siang, jumlah pasien yang masuk ruangan semakin banyak. Bahkan menjelang pukul 09.00 WIB, nomor antrean sudah sampai 100. Semakin siang pasien yang berobat terus bertambah. Jika tidak salah mendengar, sekitar pukul 10.00 WIB, jumlah pasien yang berobat sudah mencapai angka 125 orang. Dan semuanya, memakai fasilitas BPJS Kesehatan.
Usai diperiksa, ternyata kakak ipar harus langsung dirawat di rumah sakit. Karena, keesokan harinya harus langsung menjalani operasi. Sesuai kemampuan, kakak ipar mengambil kelas III, maklum masuk kategori masyarakat marjinal alias kelas bawah.
Saya bersyukur, meski masuk kelas III namun kamar yang ditempati cukup bersih dan nyaman. Sedikit lebih baik jika masuk kelas III rumah sakit milik pemerintah daerah. Dalam ruangan itu, ada sekitar 7-8 tempat tidur yang tersedia. Rata-rata, pasien yang dirawat berasal dari luar Kota Bandar Lampung. Dan semuanya sedang menunggu operasi.
Hari operasi pun tiba. Saya sengaja datang lebih pagi untuk menemani istri mengantar kakak ipar menuju ruang operasi. Yang menarik, dari ruangan kelas III itu ada sekitar lima pasien yang hari itu harus menjalani operasi. Begitu sampai ruang operasi, tidak kurang dari sepuluh orang yang hari itu harus operasi. Sungguh sebuah pemandangan yang membuat hati terenyuh, ternyata hingga kini masih banyak orang sakit.
Saya harus jujur, program BPJS Kesehatan sangat membantu banyak orang tidak mampu untuk bisa mendapat pelayanan kesehatan yang layak. Jika memakai pelayanan umum, untuk operasi seperti yang harus dijalani kakak ipar kemungkinan harus mengeluarkan biaya sekitar Rp10 sampai Rp20 juta. Sungguh akan sangat menjadi beban, jika pasien hanya berprofesi sebagai petani atau buruh kasar.
Harapannya, tentu saja program BPJS Kesehatan masih terus berjalan sampai kapan pun. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana nasib warga kurang mampu jika program ini dihapus. Saya pun terus berdoa di tengah-tengah defisit keuangan yang dialami BPJS Kesehatan, tetap bisa menanggung biaya pengobatan orang-orang tak mampu yang memang benar-benar membutuhkan pengobatan. Meskipun, tahun depan iuran BPJS Kesehatan akan naik 100 persen. Karena, ternyata hingga kini di negeri ini masih banyak orang sakit. (*)
Telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Selasa, 17 Desember 2019 berjudul "Banyak Orang Sakit"
Berita Lainnya
-
Dinamika Pilkada Serentak 2024 di Tengah Transisi Kepemimpinan Nasional, Oleh: Donald Harris Sihotang
Selasa, 23 Juli 2024 -
Pemeriksaan Kejagung, Ujian Berat Eva Dwiana Menjelang Pilkada Bandar Lampung 2024, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 17 Juli 2024 -
Kota Baru, Menghidupkan Kembali Impian yang Terbengkalai di Pilkada Gubernur Lampung 2024, Oleh: Donald Harris Sihotang
Senin, 15 Juli 2024 -
Pilkada 2024: Perubahan Regulasi dan Dampak Politik Dinasti, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 03 Juli 2024