• Kamis, 16 Januari 2025

Harga Melonjak Naik, Petani Semangka di Pringsewu Bahagia

Rabu, 11 Desember 2019 - 15.22 WIB
1.9k

Panen raya semangka di Pekon Jogjakarta, Gadingrejo, Rabu (11/12). Foto: Manalu

Pringsewu - Woyo Priyo (50), petani semangka warga Pekon Jogjakarta, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu mengaku bahagia saat ditemui di kebun semangka miliknya yang luasnya mencapai 5 hektare.

Setelah menunggu selama 25 hari, Woyo melakukan panen raya pertama, Rabu (11/12). "Hari ini panen pertama hasilnya sekitar 60 ton, dan minggu depan akan dilakukan panen kedua diperkirakan buah semangka bisa keluar 60 - 70 ton," ungkap Woyo.

Woyo mengaku senang dengan hasil panen saat ini sebab harga semangka melambung naik yakni mencapai Rp4.600 perkilogram jika dibandingkan dengan harga tiga bulan lalu yang hanya Rp1800 - 2000 perkilogram. "Harga di petani Rp4600 perkilogram, semangkanya akan dikirim ke beberapa wilayah di pulau Jawa," ujarnya.

Sementara Aris yang tiap hari ikut mengurus kebun mengaku tidak gampang bertani buah semangka karena butuh keuletan dan keahlian khusus. Menurutnya proses pertama dimulai dengan pengolahan lahan yang memakan waktu hingga 10 hari. "Setelah itu mulai masuk tahap pemasangan musa (plastik) kemudian memasang selang induk yang dilanjutkan dengan pemasangan selang pembagi ukuran 1,5 cm untuk mendistribusikan air ke setiap batang semangka," ujarnya.

Jika lahan sudah siap, kata dia, proses selanjutnya yakni pembibitan kurang lebih selama 6 hari. Untuk median pembibitan yakni menggunakan plastik balon es. "Jika bibit sudah keluar daun dua ditanam dalam lubang yang sudah disiapkan sebelumnya. Idealnya dalam 1 hektare antara 1250 hingga 1400 batang semangka," katanya.

Dia mengatakan setiap 4 jam tanaman semangka wajib disiram air dan setiap hari diberi pupuk jenis ponska, kcl dan pupuk mutiara. "Jika kembangnya sudah keluar maka dilanjutkan dengan proses pengawinan yakni dengan menggesek-gesek antara bunga semangka inul dan bunga semangka bulat," paparnya.

Aris mengatakan, untuk setiap satu hektare tanaman semangka bisa menghasilkan 25 - 32 ton buah. "Kami sengaja tidak memberi pupuk urea karena daya tahan buah semangka agak kurang terhadap urea," kata Aris.

Dia berharap kedepan pemerintah daerah bisa melakukan penyuluhan dan bimbingan apalagi harga pupuk yang masih tergolong tinggi ditambah lagi harus menyiapkan selang induk sepanjang 400 meter untuk bisa mencapai aliran Way Sekampung. "Paling tidak pemerintah bisa membantu petani untuk memperingan biaya," tandasnya. (*)



Editor :