• Jumat, 22 November 2024

Yuk Intip Indahnya Pasir Putih Pantai Mahitam, Surga Tersembunyi di Teluk Lampung

Minggu, 08 Desember 2019 - 17.14 WIB
1k

Pantai Pulau Mihitam di Pesawaran, Lampung.(Ria)

Kupastuntas.co,Pesawaran - Sengatan sang surya diatas hamparan pasir putih seakan menyilaukan mata siang itu, menyambut kedatang tim Kupastuntas,co di Padang Cermin kabupaten Pesawaran. Kurang lebih dua jam perjalanan dari kota Bandar Lampung.

 

Minggu ini kami isi dengan liburan kesalah satu pantai yang ada di Pesawaran. Ya, pulau Mahitam penjadi pilihan kami saat ini.

 

Pantai sederhana yang masih asri dengan pasir luas dan dikelilingi saung sederhana diantara pohon-pohon kelapa. Tak hanya pohon kelapa yang membuat sejuk, segerombolan pohon mangruve pun menambah keeksotisan pulau ini.

 

Untuk menuju pulau, maka dapat menggunakan dua alternatif. Pertama, dapat menyewa perahu penyebrangan cukup dengan merogoh kocek sebesar Rp. 5000 rupiah perorang. Kedua, dengan berjalan kaki saat air sedang surut.

 

"Ya, satu orang hanya dikenakan uang sebesar Rp. 5000 rupiah saja untuk sekali berangkat, pulang nya bisa berjalan kaki ketika air laut sudah surut," ujar Sapri lelaki setengah baya yang pekerjaan sehari-harinya adalah menghantar wisatawan menuju Pulau Mahitam, saat ditemui tim kupastuntas.co, Minggu (8/12/2019).

 

Angin menderu kencang, menggulung air asin yang terpecah dibibir pantai. Sejauh mata ini memandang terlihat hamparan pasir putih timbul membelah laut membentuk sebuah jalan.

 

"Ketika hari libur seperti ini, ribuan orang mengunjungi Pulau Mahitam, dalam satu hari saya bisa berpenghasilan sampai dengan Rp. 4 juta rupiah," lanjut Sapri yang saat itu mengenakan kaos bewarna putih.

 

Perjalanan menuju pulau Mahitam saya pilih dengan berjalan kaki. Melesat melintasi pasir pantai yang putih dan mulus sesekali disapu ombak. Air laut terasa hangat kala kita masih berada di bibir pantai, kian lama berjalan air laut yang terasa hangat berubah sangat dingin. Kala kaki melangkah, pandangan ku terhenting menatap biota laut. Ya, bintang laut dengan warna putih dan coklat nampak jelas terlihat. Sungguh aku merasakan kedamaian dalam hidup, jauh dari bisingnya knalpot motor, jauh dari ramainya klakson bersautan. Disini, ada ketenangan bersama pekikan burung di Pulau Mahitam.

 

Tak henti-henti nya aku mengucapkan syukur, kagum atas apa yang sudah Tuhan ciptakan. Angin memberikan kesejukan dan rasa damai. Tak ada orang yang berwajah muram disini, semua tertawa lebar, merasakan kebahagiaan berada ditempat ini.

 

"Senang rasanya, masih ada surga tersembunyi seperti ini di Provinsi Lampung, saya tak pernah bosan berkunjung ke Pulau Mahitam. Ini kedua kalinya saya kesini," Ujar Gopindo lelaki berusia 19 tahun yang sedang menempuh kuliah di Itera, Gopindo merupakan mahasiswa yang berasal dari Medan, Sumatera Utara.

 

 

Dasar pantai yang landai tanpa karang, membuat pengunjung nyaman berenang bebas atau dengan menyewa ban pelampung. Seperti pantai-pantai lainnya, di pulau Mahitam ini juga ada permainan banana boat. Dengan udara yang sejuk kalian akan diajak berkeliling dan dilempar ke tengah-tengah pantai. Tak perlu takut untuk yang tak bisa berenang, semua sudah dilengkapi dengan baju pelampung.

 

Tak terasa, sudah lima jam saya habiskan dipantai ini. Tibalah Sunset matahari terbenam secara perlahan mengakhiri perjalanan liburan kami. Walau rasanya kami tidak ingin meninggalkan Pulau ini, tapi besok sudah harus beraktivitas kembali, akhirnya kami memutuskan untuk pulang.

 

Tampak wajah saudara saya yang makin hitam karna sengatan matahari tadi. Kami berbagi canda, sambil berjalan dan menutup cerita ini. Tak bisa aku lupakan perjanan ini meski kutulis namamu dipasir dan tersapu ombak, kau akan selalu ku kenang sebagai pulau yang sangat indah dan menyenangkan . Jika Kalian ingin berkunjung ke Pulau Mahitam dengan berjalan kaki, waktu yang tepat yaitu pada kisaran pukul 13.00 sampai dengan sore.

Editor :

Kupastuntas.co,Pesawaran - Sengatan sang surya diatas hamparan pasir putih seakan menyilaukan mata siang itu, menyambut kedatang tim Kupastuntas,co di Padang Cermin kabupaten Pesawaran. Kurang lebih dua jam perjalanan dari kota Bandar Lampung.

 

Minggu ini kami isi dengan liburan kesalah satu pantai yang ada di Pesawaran. Ya, pulau Mahitam penjadi pilihan kami saat ini.

 

Pantai sederhana yang masih asri dengan pasir luas dan dikelilingi saung sederhana diantara pohon-pohon kelapa. Tak hanya pohon kelapa yang membuat sejuk, segerombolan pohon mangruve pun menambah keeksotisan pulau ini.

 

Untuk menuju pulau, maka dapat menggunakan dua alternatif. Pertama, dapat menyewa perahu penyebrangan cukup dengan merogoh kocek sebesar Rp. 5000 rupiah perorang. Kedua, dengan berjalan kaki saat air sedang surut.

 

"Ya, satu orang hanya dikenakan uang sebesar Rp. 5000 rupiah saja untuk sekali berangkat, pulang nya bisa berjalan kaki ketika air laut sudah surut," ujar Sapri lelaki setengah baya yang pekerjaan sehari-harinya adalah menghantar wisatawan menuju Pulau Mahitam, saat ditemui tim kupastuntas.co, Minggu (8/12/2019).

 

Angin menderu kencang, menggulung air asin yang terpecah dibibir pantai. Sejauh mata ini memandang terlihat hamparan pasir putih timbul membelah laut membentuk sebuah jalan.

 

"Ketika hari libur seperti ini, ribuan orang mengunjungi Pulau Mahitam, dalam satu hari saya bisa berpenghasilan sampai dengan Rp. 4 juta rupiah," lanjut Sapri yang saat itu mengenakan kaos bewarna putih.

 

Perjalanan menuju pulau Mahitam saya pilih dengan berjalan kaki. Melesat melintasi pasir pantai yang putih dan mulus sesekali disapu ombak. Air laut terasa hangat kala kita masih berada di bibir pantai, kian lama berjalan air laut yang terasa hangat berubah sangat dingin. Kala kaki melangkah, pandangan ku terhenting menatap biota laut. Ya, bintang laut dengan warna putih dan coklat nampak jelas terlihat. Sungguh aku merasakan kedamaian dalam hidup, jauh dari bisingnya knalpot motor, jauh dari ramainya klakson bersautan. Disini, ada ketenangan bersama pekikan burung di Pulau Mahitam.

 

Tak henti-henti nya aku mengucapkan syukur, kagum atas apa yang sudah Tuhan ciptakan. Angin memberikan kesejukan dan rasa damai. Tak ada orang yang berwajah muram disini, semua tertawa lebar, merasakan kebahagiaan berada ditempat ini.

 

"Senang rasanya, masih ada surga tersembunyi seperti ini di Provinsi Lampung, saya tak pernah bosan berkunjung ke Pulau Mahitam. Ini kedua kalinya saya kesini," Ujar Gopindo lelaki berusia 19 tahun yang sedang menempuh kuliah di Itera, Gopindo merupakan mahasiswa yang berasal dari Medan, Sumatera Utara.

 

 

Dasar pantai yang landai tanpa karang, membuat pengunjung nyaman berenang bebas atau dengan menyewa ban pelampung. Seperti pantai-pantai lainnya, di pulau Mahitam ini juga ada permainan banana boat. Dengan udara yang sejuk kalian akan diajak berkeliling dan dilempar ke tengah-tengah pantai. Tak perlu takut untuk yang tak bisa berenang, semua sudah dilengkapi dengan baju pelampung.

 

Tak terasa, sudah lima jam saya habiskan dipantai ini. Tibalah Sunset matahari terbenam secara perlahan mengakhiri perjalanan liburan kami. Walau rasanya kami tidak ingin meninggalkan Pulau ini, tapi besok sudah harus beraktivitas kembali, akhirnya kami memutuskan untuk pulang.

 

Tampak wajah saudara saya yang makin hitam karna sengatan matahari tadi. Kami berbagi canda, sambil berjalan dan menutup cerita ini. Tak bisa aku lupakan perjanan ini meski kutulis namamu dipasir dan tersapu ombak, kau akan selalu ku kenang sebagai pulau yang sangat indah dan menyenangkan . Jika Kalian ingin berkunjung ke Pulau Mahitam dengan berjalan kaki, waktu yang tepat yaitu pada kisaran pukul 13.00 sampai dengan sore.

Berita Lainnya

-->