• Selasa, 05 Agustus 2025

Warga Kecamatan Ulubelu, Tanggamus Belum Merdeka dari Jalan Rusak

Minggu, 17 November 2019 - 20.45 WIB
1.1k

Kupastuntas.co, Tanggamus - Kondisi ruas jalan provinsi di Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, masih banyak yang rusak parah. Padahal kawasan ini merupakan sentra kopi terbesar di Provinsi Lampung, dan pusat pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) terbesar di Indonesia, dengan kapasitas 2×55  Megawatt  (MW).

Sayangnya, wilayah kaya potensi sumberdaya alam terutama kopi dan kakao serta panas bumi (geothermal) ini masih berkutat dengan persoalan hancurnya infrtastuktur jalan ke wilayah Kecamatan Ulubelu ini.

"Yang kami harapkan selama ini adalah jalan yang bagus. Sebab, kondisi hari ini, masih banyak titik-titik jalan di Ulubelu ini rusak parah," kata Budianto (43), warga Pekon Ngarip, Kecamatan Ulubelu, Minggu (17/11/2019).

Dikatakannya, rusaknya ruas jalan provinsi di Ulubelu ini, berdampak pada terganggunya aktifitas dan perekonomian warga. Padahal, wilayah ini perlahan tetapi pasti mulai menggeliat dan akan menjadi wilayah maju dengan dioperasikannya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan kapasitas 2×55 Megawatt (MW), yang mampu memenuhi kebutuhan energi listrik provinsi Lampung dan Sumatera.

Juni, Kepala Pekon Tanjung Baru Kecamatan Ulubelu, mengatakan, perekonomian warga di Ulubelu menjadi terganggu akibat rusaknya jalan tersebut. "Beberapa titik jalan di Ulubelu ini rusak parah. Kami patah kepala pekon di Ulubelu ini sudah amat sering mengusulkan ke kabupaten, provinsi bahkan pusat baik melalui anggota dewan maupun eksekutif, tetapi belum juga ada tanggapan,” katanya.

Menurutnya, warga sudah sangat lama mengharapkan jalan di Ulubelu ini bagus seperti halnya wilayah lain di Tanggamus. Hal itu demi mempermudah mereka untuk menuju ke kota, terutama untuk menjual hasil perkebunanseperti kopi dan kakao.

“Selama ini kami di Ulubelu belum merdeka sepenuhnya. Penyebabnya ya klise dan itu, itu saja, yaitu jalan rusak. Memang dari panjang sekitar 40 kilometer, ada beberapa kilometer yang hancur," kata dia.

Jika tidak segera diperbaiki, warga khawatir jalan ini tidak bisa dialui kendaraan biasa, tetapi harus menggunakan mobil khusu dobel garden, sepertti yang dialami beberapa tahun lalu. “Padahal jalan ini adalah pendukung perekonomian masyarakat setempat, karena tidak ada jalan alternatif lain. Sekatang mending kemarau, tapi kalau hujan, bisa minep kendaraan di jalan," ujar Juni.

Kondisi jalan yang hancur ini sangat menyulitkan warga setempat dalam melakukan aktivitas ekonomi, terutama dalam memasarkan hasil kebun. "kami kesulitan untuk menjual hasil panen kami ke luar akibat jalan rusak cukup parah. Kalau dipaksakan, kami harus mengeluarkan ongkos angkut lebaih banyak. Kami berharap pemerintah menaruh perhatian atas kondisi ini dengan segera memperbaiki jalan ini,” kata Iskandar, warga Pekon Rejosari.

Zaini warga Pekon Petay Kayu mengatakan, dengan jalan yang berlumpur membuat harga sembako di Ulubelu menjadi naik. Ini karena mobil yang biasanya membawa kebutuhan sembako tidak bisa masuk ke desa mereka.

"Selama berpuluh tahun, sebagian warga Ulubelu menjual hasil bumi dan belanja kebutuhan, termasuk beli elektronik, beli kendaraan, lebih banyak ke Kecamatan Sumberjaya (Kabupaten Lampung Barat)," kata dia.

Pantauan Kupas Tuntas kondisi jalan yang rusak ini ditemui mulai dari Pondok Sare sampai Pekon Penantian. Kemudian dari Penantian ke Tanjung Baru, dari Tanjung Baru sampai Gunung Sari, Gunung Sari ke Rejosari. Selanjutnya Rejosari ke Semoung, Semoung ke Sirna Galih. (Sayuti)

Editor :