Digoyang Kontroversi LGBT, Ini 5 Fakta Film Kucumbu Tubuh Indahku
Selasa, 12 November 2019 - 21.38 WIB
467

Jakarta- Ormas Keagamaan mengatasanamakan Fron Pembela Islam (FPI) Lampung menghentikan pemutaran film yang berjudul "Kucumbu Tubuh Indahku" karya Garin Nugroho di gedung kesenian Lampung (DKL) PKOR Wayahlim Bandar Lampung, Selasa (12/11/2019).
Perlu diketaui, film yang masuk nominasi oscar ini sempat juga dikecam diberbagai daerah di Indonesia saat pemutaran filmnya.
Film yang telah meraih berbagai penghargaan internasional ini sudah tayang pada 18 April 2019.
Film ini bercerita tentang Wahyu Juno, seorang penari lengger yang ditinggal pergi oleh sang ayah. Dalam perjalanan menuju dewasa, ia bergabung dengan sanggar tari. Hidupnya berpindah-pindah dari satu desa ke desa lain. Ia dilema besar tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya.
Sebagai penari lengger lanang atau penari lengger pria, Juno memiliki sisi maskulin dan feminin dalam satu tubuh. Dengan kondisi tersebut, Juno yang hidup di pedesaan Jawa beberapa puluh tahun lalu, harus menghadapi norma yang berlalu di masyarakat. Kisah yang tak sederhana ini menjadi daya tarik tersendiri.
Inilah fakta unik film tersebut. Dilansir dari berbagai sumber.
Garin Nugroho selalu memberikan karya terbaik untuk negeri. Film ini tercatat sebagai karya film panjang ke-19 Garin Nugroho. Uniknya, film ini adalah film pertama Garin yang mengangkat trauma di masyarakat.
Film ini hasil kolaborasi dari Four Colours Film dengan sutradara senior Garin Nugroho. Biasanya, Four Colours Film konsisten dengan film-film senias pemula. Hal ini menjadi warna baru dalam penciptaan film. Garin berkolaborasi dengan anak menantunya sendiri, Ifa Isfansyah. Tak hanya itu, film ini juga diperankan oleh aktor dan aktris lintas generasi seperti Endah Laras, Randy Pangalila, Sujiwo Tejo dan Whani Dharmawan.
Mondo Gascaro ex vokalis Sore Band, didapuk menjadi pengisi soundtrack dengan judul lagu yang sama dengan filmnya, Kucumbu Tubuh indahku. Lagu ini bercerita tentang kesepian sang pemeran utama.(Dbs)

- Karya film traumatik pertama.

- Meraih Berbagai Penghargaan.
- Diangkat dari kisah nyata.
- Kolaborasi antar generasi.

- Soundtrack Kece.

Berita Lainnya
-
2 Paket Tembakau Sintetis Ditemukan di Semak-semak Tanjung Senang Bandar Lampung
Selasa, 17 Juni 2025 -
Peringati Bulan Bung Karno, Baguna DPP dan DPD PDI-P Lampung Gelar Bakti Sosial di Pringsewu Besok
Selasa, 17 Juni 2025 -
Pansus DPRD Lampung Sampaikan Rekomendasi Terkait LHP BPK 2024
Selasa, 17 Juni 2025 -
Pelantikan Sekda Definitif Dijadwalkan 20 Juni 2025, Nama Marindo Kurniawan Mencuat
Selasa, 17 Juni 2025