• Senin, 25 November 2024

Pelatih Bulu Tangkis Indonesia dari Lampung yang Sukses di Negara Lain

Kamis, 31 Oktober 2019 - 10.19 WIB
580

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Indonesia dikenal luas sebagai salah satu kekuatan tradisional bulu tangkis dunia. Alhasil, Indonesia menjadi gudangnya pemain-pemain hebat dan bertalenta. Dari masa ke masa, Indonesia tak pernah kekurangan pemain mumpuni.

Sejak zaman Rudy Hartono, Liem Swie King, Susy Susanti, Taufik Hidayat, hingga era Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Tim Merah Putih masih rajin naik podium tertinggi di berbagai ajang bergengsi, termasuk All England, Kejuaraan Dunia, hingga Olimpiade.

Namun, Indonesia bukan hanya produsen pemain-pemain hebat. Kualitas pelatih Indonesia juga diakui di dunia. Tak heran, banyak pelatih Indonesia melanglang buana ke berbagai negara. Mereka dipercaya memoles para pemain bulu tangkis, seperti di India, Thailand, Jepang, hingga Singapura.

Hebatnya, kiprah para pelatih itu hasilnya juga tak sembarangan. Mereka berhasil mendongkrak dan menyuguhkan prestasi bulu tangkis di negara-negara tersebut. Satu di antaranya adalah kelahiran Lampung. Siapa dia?

Tong Sin Fu

Tong Sin Fu pelatih legendaris Indonesia kelahiran Lampung yang akhirnya menyeberang pindah kewarganegaraan ke China. Tong lahir di Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942. Pria yang kini berusia 77 tahun tersebut pindah ke China karena pengajuannya untuk menjadi WNI berulang kali ditolak.

Padahal dari tangan dinginnya, lahir para pebulutangkis hebat bulutangkis. Beberapa pemain yang pernah merasakan polesan tangan dingin Tong adalah Ardy B. Wiranta, Hariyanto Arbi, Alan Budikusuma, dan Susy Susanti. Saat itu, Indonesia berhasil mendominasi sektor tunggal putra dan putri dunia.

Tong sebagaimana julukan saat bermain yakni "The Thing" adalah pelatih yang sangat cerdas, dapat dilihat dari dia memberikan porsi latihan dan arahan yang berbeda untuk setiap pemain, jadi sesuai kapasitas dan kemampuan pemain tersebut, tetapi hasilnya maksimal. Disiplin adalah harga mati untuk seorang Tong dalam melatih. Kalau waktu latihan jam 8.00 pagi, sang pelatih justru sudah hadir 7.30 pagi. Kalau ada pemainnya yang telat 1 atau 2 menit, maka pemainnya diminta untuk pulang saja.

Setelah pindah ke China, Tong tak kehilangan sentuhan emasnya. Salah satu hasil polesan tangan dinginnya adalah legenda hidup bulu tangkis, Lin Dan, dan ganda putra Cai Yun/Fu Haifeng. (Mita)

Editor :