Luapan Air Sungai Way Abar Lamtim Penyebab Pertanian Tidak Optimal
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Sawah 300 hektare di Desa Sumbermarga, Kecamatan Way Jepara, masih butuh perhatian dari pemerintah. Pasalnya dalam satu tahun hanya bisa melakukan satu kali tanam kawasan menjadi langganan banjir setiap musim tanam rendeng (hujan).
Jika pemerintah mampu memahami persoalan di Desa Sumbermarga, kemungkinan besar petani bisa menggarap sawahnya dua kali dalam satu musim bahkan saat di bulan kemarau.
Kepala Desa Sumbermarga Ahmad Rosyid saat dikonfirmasi mengatakan penyebab serangan banjir setiap musim rendeng (hujan) ialah luapan air dari sungai Way Abar.
Sungai Way Abar yang berbatasan langsung dengan hamparan ratusan hektare sawah tersebut kondisinya sudah sangat dangkal.
"Petani berharap ada pengerukan sungai dan pembuatan kanal penahan banjir," ujar Kades Sumbermarga, Jumat (25/10/2019).
Panjang sungai yang perlu dilakukan pengerukan yaitu 3.500 meter. Sungai tersebut merupakan sumber air bagi bendungan Danau Way Jepara. Jika dilakukan pengerukan dan air tidak lagi meluap ke areal sawah, secara tidak langsung juga berpengaruh positif pada bendungan Way Jepara.
"Kenapa kami katakan berpengaruh postif, air tidak terbuang karena tertampung di waduk Danau Way Jepara," terang Ahmad Rosyid.
Rosyid mengungkapkan pengajuan pendalaman sungai Way Abar sudah diajukan sejak lima namun hingga saat ini belum terealisasi dan pendalaman alur sungai tersebut menjadi penantian panjang ribuan petani, agar bisa melakukan tanam dengan waktu normal yakni minimal 2 kali dalam satu musim.
Masih persoalan pertanian, selain pendalaman sungai lokasi peladangan yang ada di Desa Sumbermarga yang luasnya sekitar 600 hektare juga membutuhkan ketersediaan air, karena tanpa adanya irigasi tehnis petani kebun hanya bisa melakukan tanam jenis palawija terutama singkong dan jagung.
"Mereka juga ingin melakukan tanam sayur-sayuran, namun terkendala air," ujar Ahmad Rosyid.
Diakui keberadaan perkebunan 600 hektare tersebut, tidak jauh dari waduk Danau Way Jepara, karena tidak ada akses (irigasi) untuk masuknya air k elokasi perkebunan sehingga petani memerlukan solusi lain.
"Harapan petani, kepada pemerintah ingin memiliki sejumlah sumur bor," terang Ahmad Rosyid. (Agus)
Berita Lainnya
-
Senandung Misa Natal di Gereja Katolik Santo Petrus Lampung Timur
Selasa, 24 Desember 2024 -
Pengunjung TNWK Sudah Boleh Bawa Kendaraan Pribadi Masuk Pusat Lektur Gajah
Selasa, 24 Desember 2024 -
4 Hari Tidak Ada Keluarga Mencari, Mayat Tanpa Identitas di Purbolinggo Lamtim Dimakamkan
Selasa, 24 Desember 2024 -
Ratusan Petani Singkong di Lamtim Demo, Ketua DPRD Ancam Tutup Perusahaan Sementara
Senin, 23 Desember 2024