• Jumat, 04 Oktober 2024

Jokowi Akan Hapus Jabatan Eselon III dan IV

Senin, 21 Oktober 2019 - 08.34 WIB
106

Kupastuntas.co, Jakarta - Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia periode 2019-2024, setelah dilantik dalam sidang paripurna MPR RI di gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (20/10).

Setelah itu, Jokowi dan Amin Ma'ruf menandatangani berita acara pelantikan. Penandatanganan disaksikan 10 pimpinan MPR. Ketua MPR Bambang Soesatyo juga ikut menandatangani berita acara pelantikan. Tidak hanya ketua, sembilan wakil ketua MPR pun menandatangani berita acara pelantikan.

Sidang paripurna pelantikan Jokowi-Ma'ruf ini dihadiri oleh 16 pejabat dari berbagai negara, mulai kepala negara hingga utusan. Pejabat dalam negeri juga hadir, termasuk Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Hadir pula rival Jokowi-Ma'ruf saat Pilpres 2019, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Presiden Jokowi pun menyampaikan pidato kenegaraan perdana sebagai Presiden RI periode 2019-2024. Jokowi membuka pidatonya dengan berbicara tentang mimpi satu  abad Indonesia.

"Mimpi kita, cita-cita kita di tahun 2045, pada satu abad Indonesia merdeka, mestinya, insyaallah, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah. Indonesia telah menjadi negara maju dengan pendapatan menurut hitung-hitungan Rp 320 juta per kapita per tahun atau Rp 27 juta per kapita per bulan. Itulah target kita. Target kita bersama," kata Jokowi.

Mimpi RI pada 2045, kata Jokowi, produk domestik bruto (PDB) mencapai USD 7 triliun. Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Indonesia, masih kata Jokowi, harus menuju ke sana.

"Kita sudah hitung, sudah kalkulasi, target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk kita capai. Namun semua itu tidak datang otomatis, tidak datang dengan mudah. Harus disertai kerja keras, dan kita harus kerja cepat, harus disertai kerja-kerja bangsa kita yang produktif," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, dan yang kompetitif, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton. "Harusnya inovasi, bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya," ujarnya.

Jokowi juga menegaskan bakal memecat menteri dan pejabat yang tak serius bekerja. "Saya juga minta kepada para menteri, para pejabat, dan birokrat agar serius menjamin tercapainya tujuan program pembangunan," ujarnya.

Jokowi meminta semua menteri, pejabat, dan birokrat serius bekerja. Bila ada pembantunya yang tidak serius, Jokowi akan memecatnya.

"Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, pasti saya copot," tegas Jokowi.

Untuk periode keduanya, Jokowi ingin mewujudkan lima hal. Pertama, membangun sumber daya manusia (SDM). Kedua, membangun infrastruktur. Ketiga, menyederhanakan regulasi. Keempat, menyederhanakan birokrasi. Kelima, transformasi ekonomi.

Jokowi pun sempat menceritakan pengalamannya pada tahun pertama menjadi presiden. Saat halalbihalal, Jokowi diminta berdiri di titik yang telah ditetapkan protokoler. Hingga akhirnya pada tahun kedua, Jokowi tak mau ikut aturan itu.

"Langsung saya bilang ke Mensesneg, 'Pak, ayo kita pindah lokasi. Kalau kita tidak pindah, akan jadi kebiasaan. Itu akan dianggap sebagai aturan dan bahkan nantinya akan dijadikan seperti undang-undang'. Ini yang namanya monoton dan rutinitas," kata Jokowi.

"Sekali lagi, mendobrak rutinitas adalah satu hal. Meningkatkan produktivitas adalah hal lain yang menjadi prioritas. Jangan lagi kerja kita berorientasi proses, tapi harus berorientasi pada hasil-hasil yang nyata," sambung Jokowi.

Jokowi juga berbicara dirinya sering mengingatkan para menteri bahwa tugas sebagai pemerintah bukan hanya membuat dan melaksanakan kebijakan, tapi juga membuat masyarakat menikmati pelayanan dan hasil pembangunan.

"Sering kali birokrasi melaporkan bahwa program sudah dijalankan, anggaran telah dibelanjakan, dan laporan akuntabilitas telah selesai. Kalau ditanya, jawabnya 'Program sudah terlaksana, Pak'. Tetapi, setelah dicek di lapangan, setelah saya tanya ke rakyat, ternyata masyarakat belum menerima manfaat. Ternyata rakyat belum merasakan hasilnya," jelas Jokowi.

Untuk memangkas birokrasi, Jokowi akan menempuh cara ekstrem yaitu dengan menyederhanakan eselonisasi.  "Penyederhanaan birokrasi harus terus kita lakukan besar-besaran. Investasi untuk penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan," kata Jokowi.

"Eselonisasi harus disederhanakan. Eselon I, eselon II, eselon III, eselon IV, apa nggak kebanyakan? Saya minta disederhanakan menjadi dua level saja, diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, menghargai kompetensi," ujar Jokowi.

Tidak lupa, Jokowi menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya untuk eks Wapres Jusuf Kalla. Jokowi bahkan membacakan peribahasa Bugis sebagai penutup pidato kenegaraan perdananya sebagai Presiden 2019-2024.

"Para hadirin dan seluruh rakyat Indonesia yang saya muliakan, pada kesempatan yang bersejarah ini, perkenankan saya, atas nama pribadi, atas nama Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, dan atas nama seluruh rakyat Indonesia, menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Muhammad Jusuf Kalla yang telah bahu-membahu menjalankan pemerintahan selama 5 tahun terakhir," kata Jokowi.

Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh lembaga negara, kepada jajaran aparat pemerintah, TNI dan Polri, serta seluruh komponen bangsa yang turut mengawal pemerintahan selama 5 tahun ini. (Dtc/Kps)

Telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Senin, 21 Oktober 2019 berjudul "Jokowi Akan Hapus Jabatan Eselon III dan IV"

Editor :