• Sabtu, 28 Desember 2024

Oknum Kades di Lampung Timur Diduga Pungli Pembuatan KIS, Satu Orang Dipatok Rp300 Ribu

Selasa, 08 Oktober 2019 - 20.47 WIB
161

Kupastuntas.co, Lampung Timur – Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang merupakan program andalan oleh Presiden Joko Widodo, diduga dimanfaatkan oleh oknum Kepala Desa Braja Muliya Lampung Timur, yaitu Sujarno. Ia diduga melakukan praktik pungli dalam pengurusan KIS tersebut.

Sejumlah masyarakat Desa Braja Muliya yang mendapatkan KIS, berkumpul di rumah salah satu warga setempat, Supri, Selasa (8/10/2019). Mereka mengeluhkan adanya pungutan uang sebesar Rp300 ribu untuk penerima KIS.

“Ya dimintain (Kades) uang Rp300 ribu, alasannya untuk pembuatan kartu sehat,” ujar Supri yang diamini oleh puluhan warga penerima KIS lainnya.

Bahkan lanjut Supri, penerima KIS yang dipungut uang pembuatan kartu sebesar Rp300 ribu itu akan beramai-ramai mendatangi Kantor Kecamatan Brajaselebah untuk mempertanyakan birokrasi yang sebenarnya. Apakah untuk pembuatan KIS ada biayanya atau tidak.

“Kalau saya lihat berita yang disampaikan Pak Presiden ini kan gratis, tapi kok ini dimintain uang,” kta Supri.

Sementara itu, Camat Brajaselebah Dadang Suwito saat dikonfirmasi, mengatakan dirinya akan segera memanggil oknum Kades tersebut, untuk dimintai keterangan terkait dugaan pungutan administrasi pembuatan KIS.

“Secepatnya akan saya panggil kepala desanya," kata Dadang.

Lanjutnya, untuk Desa Braja Mulia yang menerima KIS sebanyak 48 orang, dan sebagian sudah dibagikan. Sementara sebagain lagi akan dibagikan pada hari Jumat depan.

“Rencana yang akan dibagi langsung Bupati pada acara gerakan masyarakat sehat," kata Dadang.

Terpisha, Kapolsek Brajaselebah, Iptu Suryono saat dikonfirmasi terkait dugaan pungutan liar KIS di Desa Braja Mulia, ia mengaku belum ada laporan dari masyarakat. Namun malam ini juga Kapolsek memerintahkan anggota untuk melakukan kroschek ke Desa Braja Mulia.

“Saya akan perintahkan anggota untuk menemui warga yang mendapatkan KIS, untuk dimintai keterangan," ujar Iptu Suryono. (Agus)

Editor :