Zaman Lagi Susah

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Mei 1998 disaat Orde Baru runtuh, usia saya masih 9 tahun. Meski saat itu saya tidak terlalu mengerti apapun, tetapi saya paham dan sadar ada yang tidak beres dengan Indonesia saat itu, terutama kondisi keluarga kami.
“Zaman lagi susah,” ucapan itu yang selalu ada dibenak saya saat ayah berkata. Kondisi keluarga kami pun serba kekurangan, ayah saya pontang panting mencari uang demi mencukupi kebutuhan keluarga. Karena harga kebutuhan pokok saat itu terus membumbung tinggi.
Nilai rupiah pun semakin terpuruk. Saat sedang membeli es di warung, harganya pun naik 2 kali lipat, hingga saya pun tak jadi membelinya.
Di Mei 1998 itu yang ada dibenak saya adalah dimana gedung dirusak, mobil terbakar, hingga kerumunan ribuan masa berkumpul di Jakarta. Memori otak saya terbayang akan hal itu, dan selalu terekam hingga saat ini.
21 tahun berselang, meski keadaan tidak separah dulu tapi saya seakan diajak de javu. Ribuan mahasiswa kembali turun ke jalan, di Jakarta hingga hampir di berbagai daerah. Api semangat mereka meledak, karena tahu ada yang tidak beres di negara ini.
Padahal saya tahu betul, adik-adik mahasiswa yang saat ini turun ke jalan mungkin belum lahir saat orde baru. Saat di mana zaman itu susah karena rezim Pemerintah Orde Baru.
Harapannya, zaman susah saat itu tidak kembali terulang. Legislatif hingga eksekutif yang seakan ugal-ugalan ditikungan terakhir mereka, seakan tidak melihat ada genangan air yang akan mereka tabrak dan cipratannya akan melukai rakyat.
Sudah saatnya Pemerintah dan DPR duduk bersama mahasiswa dan tokoh masyarakat untuk mendengarkan aspirasi mereka. Sehingga jangan sampai ada keringat dan darah yang menetes untuk mempertahankan kedaulatan rakyat. Karena suatu hari nanti, anak serta cucu kita bisa merekam memori di tahun ini, seperti apa yang saya rasakan pada tahun 1998. (Herwanda)
Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Kamis, 03 Oktober dengan judul "Zaman Lagi Susah"Berita Lainnya
-
Video Presiden Prabowo di Bioskop; Transparansi atau Propaganda, Oleh: TB Alam Ganjar Jaya
Minggu, 14 September 2025 -
Fenomena Robby Effect, Bayang-Bayang Korupsi yang Membekukan Metro, Oleh: Arby Pratama
Jumat, 12 September 2025 -
Pendidikan Fiqih Ekologi dan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Mitigasi Bencana, Oleh: Koderi
Kamis, 11 September 2025 -
Belajarlah dari Nepal, Oleh: Donald Harris Sihotang
Rabu, 10 September 2025