• Jumat, 21 Februari 2025

Dua Kabupaten di Lampung Terancam Hama Wereng Batang Coklat, Kementan Siap Berikan Solusi

Rabu, 02 Oktober 2019 - 16.08 WIB
73

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Pengelolaan hama Wereng Batang Coklat (WBC) merupakan hama dengan perkembangan populasi cepat dan selalu mengancam produksi padi di Indonesia. Dalam dua tahun terakhir, hama ini telah mengakibatkan kerusakan di berbagai daerah sentra padi.

Dua kabupaten yang berada di Lampung terancam hama WBC. Dua kabupaten yang dimaksud yaitu Lampung Timur dan Lampung Tengah. Hal tersebut dikatakan oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kekeringan dan Banjir, Mutiara Sinuraya, saat berkunjung di Desa Brajaluhur dalam agenda panen raya, Selasa (2/10/2019).

Kata Mutiara Sinuraya, pemerintah pusat melalui Kementan akan memberikan bantuan khusus bagi daerah yang rawan hama wereng batang coklat, seperti Lamtim dan Lamteng. Solusi dengan program dan area budidaya tanaman sehat dengan memberikan beberapa bantuan seperti pestisida, pupuk dan berbagai kebutuhan yang diperlukan.

Selain itu ada juga program penanganan dampak perubahan iklim agar petani tetap bisa bercocok tanam meskipun kemarau tiba, dengan bantuan sumur bor, dan sejenisnya. Terutama areal persawahan yang susah terjangkau dengan irigasi.

"Bagi petani Lamtim dan Lamteng yang merupakan daerah endemis hama wereng, bisa secepatnya mengajukan bantuan keperluan pertanian untuk 2020. Semua keputusan akhir mengenai realisasi bantuan dan proposal akan di verifikasi dan ditinjau objeknya oleh kementan," kata Mutiara Sinuraya.

Lebih lanjut, Desa Brajaluhur, Kecamatan Brajaselebah, Lampung Timur merupakan daerah percontohan pertanian yang sudah menerima berbagai bantuan seperti sumur bor dan pembuatan kanal penangkal banjir, dan dengan bantuan yang sudah bergulir produksi panen meningkat, yakni sebelum menerima bantuan keperluan pertanian, satu hektar hanya memproduksi 6 ton padi dan setelah menerima bantuan seperti saat ini bisa mencapai 9 ton per hektar

"Jika sudah menjadi daerah percontohan untuk tindak lanjut ke depan harus mempertahankan hasil produksi padi. Jangan karena tidak ada bantuan lagi hasil produksi menurun kembali," terang Mutiara.

Sementata itu, Ketua Gapoktan Tani Makmur III, Desa Rajaluhur, Saimun mengatakan,  tinggal 160 hektar sawah lagi yang perlu memiliki sumur bor agar  bisa melakukan tanam di musim kemarau.

"Kami berharap bisa dapat bantuan sumur bor di tahun 2020 mendatang," harap Saimun. (Agus)

Editor :