Program BPNT di Tubaba Diduga Bermasalah
Kupastuntas.co, Tulangbawang Barat -Program pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial, berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), di wilayah Kabupaten Tulangbawang Barat diduga ada permainan dan sarat penyimpangan.
Berdasarkan hasil yang didapat di lapangan, setiap penerima atau keluarga penerima manfaat (KPM) yang akan mengambil BPNT tersebut membayar Rp5000 setiap pengambilan.
Hal ini dikatakan oleh salah seorang penerima BPNT. Dirinya mengatakan bahwa ia selalu membayar Rp5000 setiap mengambil BNPT di E-Warong.
"Ya kalau mau ngambil beras harus ke tempat Warungnya mas, dengan bawa persyaratannya, bayarnya Rp5000 untuk upah mereka nulis. Baru kita bisa ngambil beras itu dan kalau struk pembayaran memang sudah menempel di karungnya mas", ujar narasumber yang enggan disebutkan namanya, Senin (30/09/2019).
Terpisah, Salah satu pemilik E-warong yang ada di Tubaba mengatakan ia tidak mengetahui persis berapa berat beras dalam satu karung. Yang ia ketahui, setiap penerima BNPT diberikan satu sak beras dan enam butir telur.
"Saya tidak tau karena dari sana diantarkan ke sini sudah begini dalam karung. Dan biasanya kalo mereka nganterin beras kami dikasih uang seratus ribu rupiah", ucap Pemilik E-warong, Selasa(01/10/2019).
Diketahui, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang mendapatkan BPNT berupa beras sebesar 8 Kg dan 6 butir telur dengan berat 4 ons yang harus dibayar sebesar Rp110.000.
Di tiyuh yang berbeda, salah satu KPM mengatakan bahwa proses pencairan BPNT selalu dibantu oleh petugas.
"Petugas BPNT yang mencairkannya di Bank pakai kartu E-Warung yang kami miliki, setelah mereka (petugas/pendamping BPNT, red) yang memprosesnya kami dapat resinya saja ke E-Warung untuk menukarkannya menjadi Beras 8 Kg dan Telur 6 biji," kata dia.
Lanjutnya, beras yang didapatkan tersebut kalau dikalkulasi berkisaran harga Rp9500 sampai Rp10.000, apabila dikalikan seberat 8 Kg hanya menghabiskan Rp80.000. Sementara, harga telur saat ini di warung paling mahal Rp2.000 per butir dikalikan 6 biji maka jumlahnya Rp12.000.
"Kalau harga beras itu sekitaran Rp10.000 itu kalau di warung, yang mahal saja di sini Rp11.000, itu di atas mutu beras yang dibagikan program ini, kalau ini hitungannya udah Rp12.500 masak iya segitu jadi gak masuk akalkan, sedangan kami dapat bantuan Rp110.000 jadi Rp18.000 ini ke mana," tanya dia.
Tidak hanya itu, menurut keterangan salah satu penerima, ada fee yang diminta petugas kepada KPM dalam program BPNT tersebut. "Kalau sudah keluar kami diminta 5.000 satu orang," jelasnya.
Sangat disayangkan program Jokowi yang didamba-dambakan oleh menteri Sosial RI berupa BPNT untuk membantu rakyat Indonesia yang tidak mampu jadi ajang Pungli dan diduga sarat dengan penyimpangan
Diketahui, BPNT merupakan sebuah program peralihan dari Program Beras Sejahtera (Rastra) dari Kementerian Sosial RI. Program ini dilaksanakan bertahap. Melalui program BPNT, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menerima bantuan sebesar Rp110.000 per bulan dan dapat dimanfaatkan untuk membeli bahan pangan di e-Warung.
Sementara itu, saat akan dikonfirmasi, kepala Dinas Sosial Kabupaten Tulangbawang, M. Rasidi sedang tidak berada di kantor untuk dinas luar.
Sedangkan PT Mubarokah Jaya Makmur selaku pihak ketiga kegiatan BPNT di Kabupaten Tubaba belum berhasil dikonfirmasi. (Irawan/Lucky)
Berita Lainnya
-
Pondok Modern Al Furqon Tubaba Raih Penghargaan LPKRA Tingkat Nasional
Kamis, 28 November 2024 -
Arinal Djunaidi - Sutono Unggul di TPS Umar Ahmad
Rabu, 27 November 2024 -
Pilgub Lampung 2024, Arinal Djunaidi-Sutono Unggul di TPS 03 Desa Karta Tubaba
Rabu, 27 November 2024 -
Sukses Hibur Ribuan Warga Tubaba, Andika Kangen Band Ajak Pilih Ardjuno di Pilgub Lampung 2024
Selasa, 12 November 2024