Diduga Ada Pungli di Liwa Fair, Seorang Gadis Nyaris Jadi Korban Kekerasan Petugas
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Liwa Fair merupakan ajang tahunan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) kabupaten Lampung Barat (Lambar). Selain sebagai wadah dalam memamerkan pembangunan yang ada di bumi beguai jejama sai betik ini, dalam kegiatan Liwa Fair juga terdapat sejumlah kegiatan termasuk pesta rakyat.
Liwa fair tahun 2019 yang berlangsung mulai tanggal 23 hingga 28 September ini cukup istimewa jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, pasalnya tahun 2019 ini Liwa Fair dibuka langsung oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan dihadiri oleh sejumlah pejabat teras di lingkungan pemerintah provinsi Lampung, bahkan wakapolda Lampung dan anggota DPRD Provinsi Lampung juga turut mendampingi gubernur menghadiri kegiatan ini.
Keesokan harinya atau pada Selasa (24/09) tepat di hari jadi kabupaten Lambar ke 28 nampak hadir juga anggota DPR RI terpilih, Mukhlis Basri dan mantan Kapolda Lampung Irjen Pol Ike Edwin dan sejumlah perwakilan dari kabupaten se Provinsi Lampung.
Baca Juga: Penyadang Disabilitas Unjuk Gigi di Liwa Fair 2019
Namun meski lebih spesial dibandingkan tahun sebelumnya, Liwa Fair tahun 2019 dicederai dengan adanya dugaan pungli yang dilakukan petugas parkir dilokasi. Selain diduga pungli petugas juga memaksa pengunjung dan mematok pengunjung untuk membayar Rp5000 setiap pengunjung. Dan anehnya petugas parkir tidak memberikan karcis tanda pembayaran terhadap setiap pengunjung yang datang ke Liwa Fair.
RW salah seorang gadis asal kelurahan Way mengaku, kecamatan Balik bukit kepada Kupastuntas.co mengaku jika dirinya hampir menjadi korban kekerasan oknum petugas parkir Liwa Fair. Dirinya dipaksa bahkan nyaris adu jotos dengan oknum petugas parkir saat dirinya hendak pulang usai menyaksikan Liwa Fair bersama keluarganya pada Selasa malam, (24/09).
"Saya memang mau bayar, tapi rombongan keluarga saya belum naik semua ke dalam mobil tapi petugas parkir ini malah memaksa dan membentak bahkan kami sempat adu fisik, untung saja ada yang melerai sehingga keributan pun tidak berlangsung lama. Padahal saya ini perempuan, masa iya dia segitunya," kata RW yang enggan jika namanya ditulis dalam berita, Rabu pagi (25/09).
RW yang siap menjadi saksi jika diperlukan mengaku jika dirinya tetap memberi uang dengan petugas, namun ketika ditanyakan disetorkan kemana uang parkir tersebut petugas Parkir tidak menjawab. "Jadi ini bukan masalah uangnya mas, kalaupun mau nagih ya harus sopan, kita ini pengunjung bukan pula tukang maling. Dan yang saya aneh jika ini resmi pasti ada karcis, baik saat datang maupun ketika pulang, tapi ini tidak sama sekali," sampainya.
RW berharap agar kejadian ini tidak terulang kembali terhadap siapapun pengunjung Liwa Fair. Selain itu RW juga meminta agar pemerintah daerah maupun pihak terkait yang bertanggung jawab terhadap kegiatan ini bisa mengambil sikap dan memberikan penjelasan yang gambalang apakah memang ada pungutan parkir atau tidaknya dalam kegiatan Liwa Fair, dan jika benar kemana larinya uang tersebut, pungkasnya. (Iwan)
https://youtu.be/uhMgEcB1ulw
Berita Lainnya
-
Demi Pasokan Listrik, Masyarakat Dua Desa di Lambar Gotong Royong Pindahkan Tiang Jaringan
Kamis, 16 Januari 2025 -
Praktisi Hukum Dorong Inspektorat Lambar Lapor ke APH Terkait Dugaan Penyimpangan Dana Desa Pekon Kubu Perahu
Kamis, 16 Januari 2025 -
Pemkab Lambar Kembali Perpanjang Pendaftaran PPPK Tahap II
Kamis, 16 Januari 2025 -
Maksimalkan Pelayanan, Polres Lambar Bangun Gedung Pengaduan Tatag Trawang Tungga
Rabu, 15 Januari 2025