• Minggu, 10 Agustus 2025

Paceklik Melanda Kabupaten Tanggamus, Pasar Tradisional Sepi Pembeli

Selasa, 24 September 2019 - 18.38 WIB
201

Kupastuntas.co, Tanggamus - Musim kemarau yang cukup panjang, menyebabkan Kabupaten Tanggamus dilanda paceklik. Indikatornya laju roda perekonomian di pasar tradisional berjalan lambat.

Di Pasar Kotaagung yang merupakan pasar tradisional terbesar di Kabupaten Tanggamus misalnya. Sejak dua bulan terakhir omzet para pedagang anjlok, sebab, sepi pembeli.

"Saat ini lagi musim paceklik. Hujan yang tidak pernah turun sejak beberapa bulan ini berdampak pada pertanian. Tidak ada musim, baik musim kopi, apalagi sayuran. Petani tidak bisa nanem, tidak bisa turun ke sawah," kata Uni (41), pedagang pakaian di pasar Kotaagung, Selasa (24/9/2019).

Menurutnya, kondisi pasar sangat sepi jual beli. Pasar hanya dipenuhi warga yang hilir mudik. Bahkan pada siang hari pasar semakin sepi pengunjung. Di akhir pekan dan hari biasa nyaris tak ada bedanya. Akibatnya, penghasilan para pedagang turun drastis.

"Kadang dalam sehari paling laku satu sampai dua potong pakaian. Masyarakat boro-boro mau beli pakaian, karena paceklik, yang penting kebutuhan pokok, makan," katanya.

Kondisi ini juga dialami penjual sayuran. Dimana pasar sepi dari pagi hingga siang. Sepinya pembeli, membuat para pedagang gundah gulana. "Sepinya pasar ini disebabkan masih bergantungnya perekonomian masyarakat pada pertanian. Ini terbukti sejak 4 bulan terakhir. Harga kopi dan lada yang merupakan andalan petani harganya murah.

Kakao dan pepaya california diserang hama dan penyakit. Biasanya kalau harga kopi dan lada bagus maka masyarakat ramai sekali berbelanja. Tetapi untuk saat ini sangat sepi sekali," ujar Wawan, salah satu pedagang sayur dan sembako.

Indikator sepinya jual beli di pasar karena paceklik juga dibenarkan sejumlah pedagang elektronik. Yosef, salah seorang pemilik toko elektronik dan furniture di Kotaagung menyebutkan, musim paceklik yang sedang melanda membuat daya beli masyarakat semakin menurun.

“Jika dibandingkan penjualan kami di bulan Mei-Juni lalu?. Masuk bulan Agustus-September ini terjadi penurunan pembelian dari masyarakat. Penurunan ini terjadi terhadap semua penjualan elektronik dan furniture," kata dia.

Hal ini, lanjutnya, lebih disebabkan oleh kondisi perekonomian masyarakat sedang menurun ketika memasuki paceklik yang terjadi hampir diseluruh wilayah Kabupaten Tanggamus.

“Kalau lagi paceklik seperti inilah. Pasar akan sepi dari pembeli. Pembelian masyarakat turun, nanti memasuki awal tahun dibulan Januari, Februari dan Maret, daya beli masyarakat biasanya kembali meningkat,” ?ujarnya.

Anto,  pedagang lainnya mengatakan, selama ini daya beli atau penjualan pedagang sangat tergantung dengan hasil komoditas pertanian. Dimana jika musim sedang sepi (paceklik). Maka sudah dipastikan penjualan akan turun.

“Sangat tergantung petani. Sekarang petani kopi dan lada belum panen. Durian, manggis dan duku juga belum musim, padi belum panen, sayuran tidak bisa nanem karena kemarau. Nanti kalau sudah panen pasti pasar ramai kembali," katanya. (Sayuti)

Editor :