• Minggu, 10 Agustus 2025

Cegah Penyebaran Karhutla, Masyarakat Diminta Pantau Titik Api Lewat Aplikasi Fire Hot Spot

Selasa, 24 September 2019 - 18.49 WIB
83

Kupastuntas.co, Tanggamus - Polres Tanggamus bersama Pemkab Tanggamus dan Pringsewu menggelar rapat bersama pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), di Aula Wirasatya Mapolres setempat, Selasa (24/9/2019).

Kapolres Tanggamus AKBP Hesmu Baroto mengatakan bahwa Rakor Karhutla ini merupakan tindak lanjut arahan Polda Lampung, sebab walaupun belum ada titik api yang dianggap rawan, namun harus selalu diantisipasi terjadinya Karhutla.

"Sudah banyak daerah lain yang terjadi Karhutla dan bersifat Nasional, untuk itu melalui rapat bersama ini kita sama-sama dapat mencegah hal itu terjadi," kata AKBP Hesmu Baroto.

Namun, lanjutnya bahwa dari pantauan Satelit Lapan di Lampung, ada beberapa titik api yang sudah tinggi seperti di Mesuji, Tuba dan Lamtim.

Ditambahkan AKBP Hesmu Baroto, terhadap Karhutla di wilayah hukum Polres Tanggamus sudah ada upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya Karhutla.

"Upaya pemadaman beberapa titik api yang ada di wilayah hukum Polres Tanggamus, dilakukan Damkar juga bekerjasama dengan TNI, Polri dan masyarakat. Sehingga semuanya dapat diatasi," pungkasnya.

Dandim Letkol Arh. Anang Hasto Utomo mengungkapkan, perlu adanya suatu kerjasama dalam penanganan Karhutla, juga dijadwalkan patroli bersama TNI, Polri, BPBD, Dinas LH, BPBD dan Pol PP untuk meninjau lokasi rawan.

Dandim berpesan, untuk mengetahui dan mendapatkan informasi tentang titik api agar mendownload aplikasi Lapan Fire Hot Spot.

"Juga membuat group Whatsapp Satgas Karhutla untuk memudahkan koordinasi dan dapat dilaksanakan sholat istigosah guna meminta hujan," harapnya.

Menurut Kepala Bagian Operasi Polres Tanggamus Kompol Bunyamin, selama ini di wilayah Tanggamus dan Pringsewu telah terjadi 12 Karhutla. Sebagian besar lokasi kebakaran terjadi pada lahan masyarakat.

"Kami adakan rapat lintas sektoral untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Selain itu kami juga sudah adakan sosialisasi melalui polsek dan seluruh Bhabinkamtibmas serta Babinsa," kata Kompol Bunyamin.

Ia menambahkan, untuk wilayah Tanggamus dan Pringsewu skala kerawanan karhutla skala besar tidak ada. Sebab semua kejadian karhutla bisa diselesaikan dalam sekali tindakan, tidak sampai berlarut.

Selanjutnya untuk upaya penanganan disepakati dilakukan seluruh instansi yang mewenangi hutan dan lahan, serta unsur pemerintah setempat. Seperti TNI, Polri, Pemadam Kebakaran, BPBD, Satpol PP, KPHL, kecamatan, masyarakat dan swasta.

Hal itu karena dampak karhutla cukup fatal seperti kebakaran merembet ke permukiman, dan timbulnya kabut asap. Lantas saat sudah terjadi sulit tertangani bahkan bisa menimbulkan korban jiwa.

Selama ini karhutla yang terjadi di Tanggamus dan Pringsewu dampaknya tidak parah. Api hanya membakar yang ada di lahan tersebut seperti dedaunan kering, rumput dan pepohonan.

"Sedangkan dampak seperti merembet ke pemukiman atau adanya korban jiwa tidak ada. Dan selama ini pun tidak ada dampak fatal seperti adanya kabut asap atau gangguan kesehatan," tegasnya.

Terpisah, menurut Plt. Kepala BPBD Tanggamus Maryani, terkait karhutla, pihaknya selalu menerima laporan adanya titik panas (hotspot) dari BMKG Lampung.

"Dari laporan itu kami langsung koordinasikan ke camat setempat adanya karhutla untuk melakukan penanganan supaya tidak meluas," terangnya.

Ia membenarkan selama kemarau ini diketahui 12 hotspot, namun tidak semuanya kebakaran, bisa berupa asap saja. Dan semua karhutla yang sudah terjadi bisa ditangani sekali tindakan. (Sayuti)

Editor :