• Jumat, 14 Februari 2025

Berdalih Warga Tidak Mau Kerja, Realisasi Dana Desa di Bandarsribawono Gunakan Ekskavator

Jumat, 30 Agustus 2019 - 16.32 WIB
135

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Pembangunan drainase yang ada di Desa Sripendowo, Kecamatan Bandarsribhawono, untuk proses penggaliannya dikerjakan oleh masyarakat sekitar dengan sukarela, Jumat (30/08/2019).

Hal tersebut terjadi di Dusun I, Desa Sripendowo, penggalian drainase dari anggaran Dana Desa (DD) dikerjakan oleh masyarakat dengan sistem gotong royong (swadaya). Sementara di Dusun II hingga Dusun VIII dilakukan oleh ekskavator. Padahal pemerintah menegaskan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat terkait pekerjaan pembangunan desa.

Pendamping Desa (PD) Kecamatan Bandar Sribhawono Atin mengatakan, pengerukan drainase yang menggunakan alat berat di Dusun II hingga Dusun VIII disebabkan tidak ada warga yang mau bekerja.

"Di Sripendowo tidak ada yang mau kerja gali drainase, jadi kami putuskan untuk gunakan ekskavator," ujar Atin.

Sementara yang terjadi di Dusun I pengerukan drainase dilakukan secara swadaya tanpa ada upah. "Kalau untuk pengerukan anggaran hanya 40 persen jadi tidak semua di kerjakan dengan cara upahan," tambah Atin.

Suhardi salah satu warga Dusun I mengaku, dirinya melakukan pengerukan drainase tanpa di upah. Perintah tersebut turun dari kepala dusun. "Saya kerjakan tidak diberi upah. Semua di Dusun I ini penggalian dilakukan swadaya," papar Suhardi.

Terkait persoalan dari pemerintah ada anggaran untuk upah pengerukan atau tidak, Suhardi tidak memahami hal tersebut. Selaku masyarakat biasa dengan adanya perintah dari pamong desa untuk gotong royong, maka meraka akan mengikuti instruksi tersebut.

"Saya tidak tau sebenarnya ada ongkosnya atau tidak, tapi yang jelas saya dan rekan-rekan Dusun I menggali secara swadaya," terang Suhardi yang diamini rekan-rekannya.

Di lain tempat, pemerhati pembangunan DD Kecamatan Bandarsribhawono Husin mengatakan, alasan yang dikeluarkan oleh Pendamping Desa (PD) setempat tidak masuk akal jika tidak ada warga yang tidak mau bekerja sebagai pengeruk drainase.

"Logikanya di Dusun I saja warga mau bekerja tanpa upah. Kalau diupah pasti lebih suka. Jadi bahasa tidak ada pekerja itu mustahil," tegas Husin. (Agus)

Editor :