SD di Lampung Timur Ini Viral, Satu Kelas Hanya Diisi Satu Siswa
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – SD 03 Bojong di Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur beberapa waktu terakhir jadi perbincangan warganet. Pasalnya video tentang sekolah yang minim siswa ini viral di media sosial. Bahkan ada satu kelas yang hanya diisi satu siswa saja.
Video itu diunggah oleh akun Facebook Ecko Zuzanto pada Rabu (28/8/2019) lalu dan sudah 373 kali dibagikan. Tak hanya di FB, video ini juga diunggah di Youtube. Dalam video durasi 13 menit itu, beberapa siswa dan guru diwawancarai. Salah satunya adalah Meli, satu-satunya siswa di kelas 5 SD 03 Bojong. Meli mengatakan mendapat rangking 1 dari di kelasnya, karena tidak memang tidak ada siswa lain.
“Dulu di kelas 5 ada 2 orang, tapi yang satunya sudah pindah ngikut kakaknya,” kata Meli.
Meski hanya seorang diri di kelas 5, Meli mengaku tidak mau pindah ke sekolah lain karena rumahnya memang berada di dekat sekolah itu. Dalam video itu juga direkam proses belajar mengajar antara Meli dan seorang guru bernama Jiono. Jiono mengaku tidak masalah meskipun hanya mengajar 1 murid saja. Baginya mengajar 1 orang atau 20 orang itu sama saja.
“Yang namanya tugas ya harus dikerjakan semampunya, ya nggak murid gimana, adanya satu diajar satu, kemarin ada dua, tapi yang satunya pindah,” kata Jiono.
Ia menambahkan, total murid di SD 03 Bojong hanya sebanyak 35 orang. Ada yang satu kelas 1 orang, ada juga 2 orang. Jiono mengatakan selalu berupaya mendampingi para murid agar bisa mengikuti pelajaran. Bahkan jika siswanya tidak masuk sekolah, Jiono rela mendatangi ke rumah siswa tersebut.
Sementara di kelas lain, ada guru agama bernama Abdul Kadir yang juga mengajar 1 orang siswa. Ia mengatakan, sebenarnya di kelas itu ada dua orang, tetapi satu siswa lagi izin tidak masuk sekolah karena sedang sakit. Terkait minimnya siswa di sekolah itu, Abdul Kadir berharap warga setempat mau menyekolahkan anak-anaknya di SD 03 Bojong.
“Kami mohon agar kiranya masyarakat khususnya Desa Bojong agar dapat menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Mudah-mudahan sekolah ini bisa bertahan dan berpacu dalam dunia pendidikan dengan sekolah dasar yang lain. Sehingga murid SD disini lebih banyak dan dapat belajar dengan rajin,” kata dia.
Abdul Kadir mengatakan di sekolah itu ia masih berstatus honorer dengan upah Rp250 ribu per bulan. Penghasilannya itu, kata Abdul hanya cukup untuk membeli minyak saja. Ia pun berharap agar ada perhatian dari pemerintah daerah setempat.
“Kalau dari tunjangan kami sangat minim. Agar kiranya pemerintah juga dapat memperhatikan saya dan kawan-kawan saya yang masih honor di SD ini. Saya sudah mengajar dari tahun 2004 hingga saat ini dan belum diangkat PNS,” tutupnya. (Tampan)
Berita Lainnya
-
Racana Rimbaku-Trisila UIN RIL Kukuhkan Pramuka Garuda di Tengah Visitasi Akreditasi Gudep
Minggu, 15 Desember 2024 -
UIN RIL Terus Siapkan Langkah Strategis Menuju Akreditasi Asesmen Center Tahun 2025
Jumat, 13 Desember 2024 -
Penutupan RTM, Rektor UIN RIL Tekankan Pentingnya Penyesuaian Program dengan Asta Cita
Jumat, 06 Desember 2024 -
Tindak Lanjut Kerjasama, Akademisi Tomsk State University Kenalkan Pembelajaran Bahasa Rusia
Kamis, 05 Desember 2024