Musim Kemarau, Warga Pringsewu Mengais Rejeki di Sungai Kering

Kupastuntas.co, Pringsewu - Di saat musim kemarau seperti saat ini, kebanyakan warga mengeluh karena kesulitan mendapat air, baik itu untuk tanaman maupun untuk konsumsi dan keperluan rumah tangga.
Namun, tidak bagi sebagian warga yang tinggal di sepanjang pinggiran kali Way Bulog, Kecamatan Gadingrejo. Mereka justru memanfaatkan kondisi sungai yang kering untuk mengais rejeki seperti menggali pasir, mencari ikan, dan kicing.
Tidak sedikit warga yang beraktivitas di sepanjang kali Way Bulog, mulai dari mencari pasir, mencari keong/kicing, serta menjala ikan. Di samping itu, puluhan mesin sedot air terlihat digunakan petani untuk menyedot air ke sawah mereka yang mengalami kekeringan.
Supriyono (33), warga Bulokarto, mengatakan sudah sejak seminggu terakhir ini menggali pasir di kali Bulog untuk dijual. "Lumayan, Mas. Satu mobil L- 300 harganya Rp200.000, Saya ngambil pasir hanya sampingan kalau pas tidak ada kerjaan," ujar Supriyono di sela-sela aktivitasnya, Senin (05/08/2019) sore.
Supriyono yang bekerja sebagai buruh harian lepas ini mengatakan, awalnya menggali pasir untuk dipakai sendiri memlester rumahnya. Namun kata dia, saat pasir dikumpulin di pinggir kali Way Bulog, datang seseorang yang ingin membeli.
"Khusus di lokasi ini ada 5 kepala keluarga yang ngambil pasir, ya sudah dua tahun ini ngambil pasir kalau pas kalinya kering," ujarnya.
Tak hanya Supriyono, terlihat juga pasangan suami istri yang sudah sepuh Joyono (70) dan Rusmini (65) tekun mengumpulkan pasir. Kemudian pasir-pasir itu diangkat ke pinggir kali menggunakan ember.
Menurut cerita Rusmini, selain mencari pasir kadang ia mencari ikan keong dan kicing dikubangan kali. Meski hanya menggunakan alat sederhana (bekas besek) namun ikan hasilnya tangkapannya cukup memuaskan. "Yang dapat ikan betik dan nila, nggak banyak paling 1/4 kilo tapi cukup untuk buat makan sudah 4 hari ini nggak pernah beli ikan," ujarnya.
Namun di balik itu, Rusmini juga mengeluh dengan musim kemarau saat ini. Ia mengatakan memiliki sawah 1/4 hektare namun karena kekeringan terpaksa harus menggunakan mesin sedot. "Usia padinya baru 2 bulan, sudah 5 kali menggunakan mesin sedot sekali sedot menghabiskan 8 liter solar," ungkapnya.
Terpisah Kepala BPBD Pringsewu M Khotim mengatakan, di Pringsewu ada tiga kecamatan daerah rawan kekeringan di antaranya, Kecamatan Adiluwih, Pardasuka dan Kecamatan Pagelaran Utara. "Selain itu masih ada beberapa desa seperti di Gadingrejo dan Sukoharjo. Imbauan kami jangan sembarangan membuang puntung rokok apalagi di semak semak karena sangat rawan memicu terjadinya kebakaran," tandasnya. (Manalu)
https://youtu.be/FWzv8N5Cafo
Berita Lainnya
-
Kementan Dorong Tiga Instrumen Pertanian: Milenial Produktif, Lahan Potensial, dan Teknologi Modern
Kamis, 24 April 2025 -
Tokoh Masyarakat Desak Pemkab Pringsewu Mengisi 7 Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang Kosong
Rabu, 16 April 2025 -
Warga Pardasuka Pringsewu Dianiaya Tetangga, Laporan Sempat Tidak Digubris Polisi
Minggu, 13 April 2025 -
Pemkab Pringsewu Asyik Gelar Pesta Rakyat Gogoh Lele, Warga Ambarawa Justru Gogoh Lele di Jalan Rusak
Minggu, 13 April 2025