Petani Karet di Lampung Timur Tinggal Menunggu 'Mati'

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Sudah lima tahun berlangsung harga getah karet terus memburuk. Saat ini harga rata-rata Rp11.000 per kilogram. Tak sedikit petani karet yang memusnahkan tanaman karet dan beralih ke tanaman palawija. Namun masih ada yang bertahan meskipun harga terus terpuruk.
Seperti yang diungkapkan Galih (38) warga Desa Sumur Bandung, Kecamatan Way Jepara, dirinya masih bertahan merawat tanaman karet di tengah keterpurukan harga. Sebab sudah tidak ada modal lagi untuk mengalih fungsikan ke tanaman lainnya.
Untuk membongkar tanaman karet dan diganti tanaman palawija, seperti singkong atau jagung memerlukan biaya banyak. Sehingga Galih mempertahankan tanamannya ditengah harga Rp11.000 per kilogram. "Kalau yang punya modal lebih memilih menebang karetnya, meskipun tanaman itu masih produktif. Dan diganti ke tanaman singkong atau jagung," ujar Galih.
Lanjut Galih, selain harga murah, produksi getah karet juga memburuk. Setiap satu kali penyadapan hanya mendapatkan tidak lebih dari 500 kilogram getah karet di atas lahan 0,5 hektar.
Galih mengatakan karena bibit karet yang diberikan oleh pemerintah kualitasnya buruk. Semua petani karet yang menggunakan bibit dari pemerintah hasilnya tidak sebagus dengan petani yang membeli bibit sendiri. "Ini fakta, petani karet saat ini benar-benar terpuruk dalam lima tahun ini," keluhnya.
Sementara data yang didapat dari Dinas Pertanian Lampung Timur, luasan tanaman karet saat ini 15.358 hektar, target produksi karet 6.703 ton, dan produksi per hektar rata-rata 1.221 kilogram. (Agus)
Berita Lainnya
-
Jalan Penghubung Desa Bumi Jawa-Tanjung Kusuma Sepanjang 700 Meter di Lamtim Mulai Diperbaiki
Rabu, 19 Maret 2025 -
Cerai dari Istri, Pria di Lampung Timur Tega Rudapaksa Anak Kandung
Rabu, 19 Maret 2025 -
Satgas Pangan Sidak 'MinyaKita' di Pasar Sekampung Lamtim, Ini Hasilnya
Rabu, 19 Maret 2025 -
Bupati Lampung Timur Luncurkan Program Pangan Murah untuk Warga Ekonomi Rendah
Rabu, 19 Maret 2025