• Minggu, 29 Desember 2024

Paruh Dihargai Rp500 Ribu, Perburuan Rangkong Gading Makin Masif

Senin, 22 Juli 2019 - 07.48 WIB
260

Kupastuntas.co, Pesisir Barat - Perburuan burung Rangkong Gading makin masif. Tertinggi terjadi pada tahun  2015 lalu. Untuk mencegah terjadi kepunahan, Rangkong Gading kini ditetapkan dalam Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) 2019-2024 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Manager Stasiun Penelitian Way Canguk Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Lazi Utoyo mengungkapkan untuk di TNBBS saja, sejak tahun 2015 pihaknya baru kembali melihat keberadaan Rangkong Gading pada Februari 2019 dengan jumlah hanya sebanyak empat ekor, terdiri dari tiga ekor jantan dan satu betina.

Dikatakan Lazi, daya jelajah yang begitu luas hingga mampu berpindah ke antar pulau di Indonesia, membuatRangkong Gading tak lagi bisa ditemuai hingga sekarang.

"Tahun 2012 saya melihat ada 10 ekor, itu terakhir kumpul dengan jumlah banyak.Tapi tahun 2015 sampai sekarang sudah mulai hilang. Jelajahnya luas, dan kemungkinan yang di sini pindah ke tempat lain juga,"ujar Lazi, Minggu (21/07/2019).

Lebih lanjut dikatakannya, daya jelajah yang luas menjadikan Rangkong Gading sangat rentan untuk diburu. “Untuk satu paruh Rangkong Gading ditingkat penampung harganya Rp500 ribu. Namun ketika dijual dalam bentuk souvenir ukiran, harganya menjadi meningkat mencapai ratusan juta rupiah,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, pemburu seakan mudah mencari dimana keberadaan Rangkong Gading karena lebih sering bertengger di batang pohon Ara atau Ficus ketika sedang berbuah.

"Ketika pohon Ara berbuah maka Rangkong Gading akan datang memakan buahnya. Tapi sekarang walaupun berbuah, Rangkong Gading susah dijumpai. Sekarang menemukan Rangkong Gading sangat beruntung banget," katanya.

Kepala Satuan Polisi Kehutanan Balai Besar TNBBS, Agus Hartono mengaku meskipun tidak ada anggaran penanganan kasus untuk penindakan hukum, pihaknya tetap bekerjasama dengan mitra TNBBS yang memiliki komitmen dalam penegakan hukum. Di antaranya World Wide Fund for Nature (WWF), Wildlife Conservation Society (WCS), Yayasan Badak Indonesia (Yabi) dan BBTNBBS.

Ia mengaku, selama ini hanya mengandalkan sebanyak 50 personel untuk ditempatkan di 17 resort TNBBS, dimana per resortnya mencapai luas 20.000 hektare.

"Pendistribusian personel kita hanya tergantung dari pusat, padahal setiap tahun kami sudah mensuratkan ke pusat untuk jumlah yang ideal. Karena personel kita sekarang sudah menuju usia tua dan ada yang cedera," keluhnya. (Erik)

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Senin, 22 Juli 2019 dengan judul "Perburuan Rangkong Gading Makin Masif, Satu Paruh Dihargai Rp500 Ribu"

Editor :