• Senin, 25 November 2024

Pemprov Lampung Siapkan SMK Gratis untuk Siswa Kurang Mampu

Minggu, 21 Juli 2019 - 14.18 WIB
68

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim akan membuat proyek percontohan (pilot project) SMKN gratis untuk siswa kurang mampu yang berorientasi kerja seperti yang diterapkam Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Untuk itu, Wagub Chusnunia, yang akrab disapa Nunik, melakukan kunjungan kerja ke SMKN Jawa Tengah, di Jalan Brotojoyo, Semarang, Jumat (19/07/2019) siang.

Wagub Chusnunia mendapat kehormatan karena mendapat penjelasan langsung dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Jumeri, serta sejumlah pejabat.

“Kami ingin belajar dari Jateng mengenai pendidikan yang berkualitas, sekaligus bisa membantu siswa dengan gratis, terutama keluarga tidak mampu. Kami pelajari biayanya, kurikulumnya dan apa saja sampai kualitas, quality control, dan sebagainya. Ini sangat diperlukan,” ungkap Wagub Nunik.

Menurut Nunik, sistem pendidikan yang terkoneksi dengan pasar kerja (link and match pendidikan) menjadi keunggulan SMKN Jateng. Bahkan jurusan yang tersedia juga menyesuaikan kebutuhan atau pasar kerja, dengan pendidik yang mumpuni. Dia pun optimistis bisa meniru apa yang dilakukan di Jawa Tengah.

“Pilot project memungkinkan untuk diaplikasikan di Lampung. Tidak membangun semua dari nol, jadi bisa juga yang sudah ada eksis kita tata, kita manajemen ulang dan seterusnya dengan pola yang lebih baik untuk penyelenggaraan yang seperti ini,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengakui, pendidikan merupakan satu-satunya investasi yang mendorong masyarakat untuk hidup lebih baik. Untuk itu, pihaknya berupaya membantu pengentasan masyarakat tidak mampu dengan memutus mata rantai kemiskinan melalui SMKN Jateng.

Siswa tidak mampu bisa mengenyam di sekolah itu tanpa dipungut biaya. Bahkan, mereka mendapat fasilitas lebih, seperti asrama, makan minum, seragam, dan sebagainya.

Tak hanya itu, kerja sama dengan industri terus diperbanyak. Sehingga, semakin banyak siswa yang tersalurkan di perusahaan. Namun, pihaknya terus menempa siswa dengan pendidikan karakter, agar SDM yang dihasilkan tidak sekadar siap kerja, tapi juga berkarakter.

“Kami ingin mengubah nasib mereka, tapi sebenarnya dia sendiri yang harus berubah. Saya ingin nantinya menteri itu dari anak petani dari ibu yang pembantu atau istilah sekarang asisten,” kata Ganjar. (Rls)

Editor :