• Sabtu, 28 Desember 2024

ICMI Ajak Mahasiswa UBL Suarakan Penolakan LGBT

Selasa, 23 April 2019 - 12.48 WIB
129

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Universitas Bandar Lampung (UBL) bekerjasama dengan Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat menyelenggarakan seminar nasional bertema ‘Menyelamatkan Generasi Penerus Bangsa Dari Malapetaka Moral Pada Prilaku Menyimpang Hubungan Sejenis'. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Auditorium, Kampus Dra. Hj. Sri Hayati Barusman, Pascasarjana UBL, Senin (22/04/2019).

Seminar yang diikuti oleh lebih dari 250 orang mahasiswa UBL ini menghadirkan beberapa nara sumber yaitu Wakil Ketua Umum ICMI, Dr. Sri Astuti Bukhari MSc, Pakar Gender Indonesia Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Hubeis, Rektor Universitas Al-Ghifari Bandung Dr. Didin Muhafidin, SIP, M.Si, Dokter Kulit dan Ahli Penyakit Menular Seksual Hanny Nilasari, SpKK(K), FINSDV, FAADV, Dr. Didit A. Ratam, Mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Masnah Sari, SH, Mkn serta Mantan Anggota DPR RI Dr. Herawati Tarigan.

Wakil Rektor I Bidang Akademik UBL Dr. Ir. Hery Riyanto, M.T dalam sambutannya mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa UBL dapat menjadi agen-agen yang menyuarakan penolakan terhadap Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). “Mahasiswa sebagai generasi muda dapat memetik pelajaran dari narasumber yang ada. Diharapkan mahasiswa-mahasiswa UBL dapat menjadi agen yang menyuarakan penolakan terhadap LGBT," ujar Hery.

Dalam kesempatan ini narasumber menyampaikan banyak hal mengenai bahaya LGBT, penyebab dan akibatnya untuk kesehatan tubuh serta hukum LGBT baik hukum agama maupun hukum yang ada di Indonesia. Dalam paparannya Dr. Sri Astuti Bukhari MSc., mengatakan mahasiswa adalah partner ICMI untuk ikut mengawasi penyelewengan hubungan sejenis. "Mahasiswa adalah sasaran empuk untuk dipengaruhi pemikirannya tentang hubungan menyimpang. Selain karena kebanyakan mahasiswa jauh dari orang tua ajuga karena mahasiswa adalh generasi penerus bangsa. Oleh karena ICMI menjadikan mahasiswa sebagai partner untuk ikut mengawasi penyelewengan hubungan sejenis," jelas Sri.

Terpisah, dalam penyampaian materinya, Didit A. Ratam mengatakan berdasarkan data sudah ada 28 negara di dunia yang melegalkan pernikahan sejenis. "Gerakan LGBT yang sekarang terjadi yaitu mereka menyebarkan banyak informasi mengenai LGBT sehingga menjadikan ini sebagai sesuatu yang dianggap normal. Tetapi mereka menutup-nutupi akibatnya seperti penyakit menular yang akan menyerang sehingga LGBT bisa di terima oleh masyarakat. Hal ini sangat mengkhawatirkan, diharapkan melalui sosialisasi dan seminar seperti ini dapat menambah wawasan tentang bahaya hubungan sejenis sehingga kita terhindar," kata Didit. (Rls)

Editor :