• Minggu, 24 November 2024

Itera Jajaki Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Senin, 22 April 2019 - 10.31 WIB
201

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Selama ini masyarakat termasuk di perguruan tinggi di Indonesia masih sangat bergantung dengan sumber energi listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Padahal masyarakat bisa memanfaatkan sumber energi panas matahari sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Demikian disampaikan Direktur Bidang Energi PT AKA Sinergi Group, Dr. Mikael Jazdzyk dalam pembahasan potensi sumber energi terbarukan di kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera), belum lama ini.

“Apa lagi panas matahari sangat tidak terbatas dan bebas digunakan dengan cuma-cuma di negara tropis seperti Indonesia. Untuk itu PT AKA Sinergi menawarkan kerjasama dengan Itera dalam pengadaan infrastruktur pembangkit listrik tenaga surya,” ujar Dr. Mikael.

Menjajaki peluang kerjasama pengembangan energi terbarukan ini, PT AKA Sinergi Group menyatakan siap mendukung Itera. Sementara Rektor Itera, Prof. Ir Ofyar Z Tamin menyebut, kampus Itera sangat terbuka dengan berbagai pihak, terutama dalam pengembangan riset energi terbarukan. Itera juga telah memiliki tim khusus yang melakukan kajian dan riset secara mendalam tentang hal energi terbarukan, yaitu Pusat Studi Energi Terbarukan Itera.

“Saat ini sumber pasokan listri di Itera masih mengandalkan listrik PLN. Sebab, pengembangan sumber listrik dari panas matahari membutuhkan infrastruktur yang nilai investasinya sangat tinggi,” jelas Ofyar.

Untuk itu, ia berharap melalui penjajakan kerjasama antara Itera dan PT AKA Sinergi Group bisa menghasilkan sumber listrik dari panas matahari dengan biaya yang lebih terjangkau.

Salah satu peneliti di Pusat Studi Energi Terbarukan Itera, Hadi Teguh Yudhistira berharap dengan pertemuan ini akan terjalin kolaborasi antara Itera dan PT AKA dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga panas matahari. Hadi memaparkan data Pusat Studi Energi Terbarukan Itera menunjukkan kebutuhan energi listrik di kampus Itera akan terus meningkat.

“Pada tahun 2019 kebutuhan energi listrik Itera mencapai 2000-3000 KVA, angka tersebut akan terus meningkat hingga pada 2034 diperkirakan mencapai 16.000 KVA,” ujarnya.

Hadi juga menyebut, ada beberapa alternatif pembangkit listrik tenaga surya yang bisa dikembangkan di kampus Itera. Seperti tipe PV Plant, solar farm location yaitu dengan memanfaatkan lahan terbuka di Itera, hingga roof building area atau pemanfaatan atap gedung sebagai lokasi penempatan pembangkit listrik panas matahari. (Rls)

Editor :