Ini Tanggapan Disbunnak Lambar Terkait Anjloknya Harga Kopi

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Terkait rendahnya harga kopi di Kabupetan Lampung Barat (Lambar), Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) setempat mengatakan kondisi ini tidak hanya terjadi di Lambar melainkan hampir di seluruh wilayah atau secara nasional, karena saat ini kopi sudah mulai memasuki masa panen namun belum siap jualan.
"Ini sudah masuk masa panen tapi memang belum siap jual, jadi yang sudah siap jual hanya kopi selang yang mutunya belum terlalu baik. Tapi kalau yang panen bulan ini mudah-mudahan bulan depan harganya sudah mulai naik karena kualitasnya sudah mulai membaik, jadi yang jual saat ini pasti selang yang bulan Januari-Februari kemarin," kata Kabid Perkebunan pada Disbunnak Lambar, Sumarlin, Minggu (14/04/2019).
Sumarlin menyarankan agar para petani bisa meningkatkan mutu kopi, karena di beberapa tempat pihaknya telah mengajarkan menghitung mutu, dan bahkan petani sendiri yang menghitung mutu kopi ternyata memang mutunya masih rendah.
"Sempat dihitung mutu kopi dan ketemu harga nya dibawah itu, jadi sudah mending jika diberi harga 18ribu. Kami berharap pengepul bisa menghargai mutu kopi yang dibeli, ini yang akan kita coba bagaimana cara meramunya. Tapi belum bisa, belum ketemu polanya bagaimana agar mereka bisa menghargai mutu yang dihasilkan petani. Sedangkan faktor mutu rendah yaitu cara panen masih di campur dengan yang hijau, cara jemur, kemudian perawatan sehingga masih banyak yang berlobang, dan untuk pupuk tidak terlalu berpengaruh," jelasnya.
Sedangkan mengenai produktivitas, Sumarlin mengatakan mengalami peningkatan atau bergerak 5 - 15 persen dari tahun sebelumnya. Ia mengimbau petani agar membudayakan petik merah dan tidak menjemur di tanah, karena itu standar awal untuk dapat mutu kopi yang baik.
Diberitakan sebelumnya bahwa petani mengeluh khususnya petani tulen yang tidak memiliki pencaharian selain sebagai petani kopi karena kopi mengalami penurunan harga yang sangat drastis, dimana harga kopi yang sebelum nya mencapai angka di atas 20ribu hingga 23ribu kini pecah di bawah 20ribu yaitu 18ribu perkilonya. (Iwan)
Berita Lainnya
-
Awal 2026, Warga Desa Sidorejo dan Roworejo Lampung Barat Akan Nikmati Listrik
Selasa, 03 Juni 2025 -
Dinkes Lampung Barat Tindaklanjuti Imbauan Kemenkes, Warga Diminta Tingkatkan Kewaspadaan Covid-19
Senin, 02 Juni 2025 -
Begini Kronologis Kecelakaan Mobil Xenia VS Brio di Batu Ketulis Lampung Barat
Minggu, 01 Juni 2025 -
Disdikbud Lambar Sambut Positif atas Putusan MK Ihwal Pendidikan SD-SMP Gratis
Minggu, 01 Juni 2025