BMKG Sebut Aktivitas Gempa Meningkat Drastis Sepanjang 2018

Kupastuntas.co, Jakarta - Berdasarkan data Pusat Gempa Nasional Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), aktivitas gempa meningkat drastis di Indonesia sepanjang 2018, yakni terjadi sebanyak 11.577 kali dari 6.929 kali pada 2017 dalam berbagai magnitudo dan kedalaman.
Dengan demikian, terjadi peningkatan hingga 4.648 kali gempa tektonik sepanjang 2018 jika dibandingkan tahun lalu.
"Tingginya aktivitas gempa bumi di Indonesia selama 2018 tersebut disebabkan karena adanya beberapa gempa kuat dan diikuti oleh rangkaian gempa susulan yang banyak," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono lewat keterangannya diterima di Jakarta, Sabtu.
Selain itu, adanya aktivitas gempa swarm di Mamasa, Sulawesi Barat, juga memberikan tambahan jumlah gempa yang sangat signifikan, sehingga jika dikumulatifkan seluruh aktivitas gempa yang terjadi di Indonesia pada 2018 menjadi jumlah yang sangat besar.
Sementara itu, selama 2018, di Indonesia juga terjadi peningkatan aktivitas gempa merusak menjadi 23 kali dari tahun sebelumnya yang terjadi sebanyak 19 kali .
Berdasarkan data ke-23 gempa merusak tersebut, sebanyak 19 gempa merusak dipicu aktivitas sesar aktif dan hanya empat gempa yang dipicu aktivitas subduksi lempeng.
Sepanjang 2018 BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami sebanyak dua kali, di mana peringatan pertama adalah saat terjadi gempa Lombok 5 Agustus 2018 dengan magnitudo 7,0 dengan status ancaman "waspada" diikuti ketinggian tsunami kurang dari 50 sentimeter.
Sementara yang kedua adalah peringatan dini tsunami saat terjadi Gempa Donggala-Palu pada 28 September 2018 dengan magnitudo 7,5 dan status ancaman "siaga" dengan tinggi ancaman tsunami 0,5 hingga 3 meter.
"Kedua peringatan dini tsunami ini benar-benar terbukti terjadi tsunami," ungkap Rahmat.
Jika ditambah dengan peristiwa tsunami Selat Sunda, maka jumlah kejadian tsunami selama 2018 sebanyak 3 kali.
Namun demikian, tsunami yang bersifat destruktif dan menelan korban jiwa hanyalah Tsunami Donggala-Paludan Tsunami Selat Sunda yang diduga kuat dipicu oleh longsornya lereng (flank collapse) Gunung Anak Krakatau. (Antara)
Berita Lainnya
-
Dana Reses Anggota DPR RI Naik Jadi 702 Juta
Minggu, 12 Oktober 2025 -
PWI Provinsi Lampung Bawa 70 Pengurus Hadiri Pengukuhan PWI Pusat
Sabtu, 04 Oktober 2025 -
Kukuhkan Ketua PWI Pusat, Meutya Hafid: Pers Punya Peran Penting dalam Menjaga Persatuan Bangsa
Sabtu, 04 Oktober 2025 -
Kemenko Perekonomian Keluarkan Empat Langkah Pecahkan Masalah Singkong di Lampung, dari Lartas Impor Tapioka hingga Penetapan Harga
Kamis, 18 September 2025