• Senin, 18 November 2024

Penambangan Pasir Gerus Lahan Sawah Warga di Lambar, Peratin : Bingung Saya

Minggu, 16 Desember 2018 - 08.50 WIB
381

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Peratin Pekon Kerang, Aguscik tak ingin berkomentar terkait banyaknya usaha tambang pasir di aliran sungai Way Semaka yang mengakibatkan banyaknya sawah milik warga tergerus.

"Waduh saya no comment kalau soal itu, karena harus bagaimana lagi, antara petani dan penambang mereka sama-sama punya usaha dan kepentingan disana," kata Aguscik, Kamis (13/12).

Ditanya tentang solusi dan langkah apa yang akan dilakukannya, Aguscik pun mengaku bingung.

"Wah saya bingung menjawabnya, karena semua ini telah ada aturannya. Saya juga tak bisa berbuat banyak, tupoksi saya dalam hal ini terbatas," jelasnya.

Berdasarkan pantauan Kupastuntas.co, di tiga Pekon yang dilalui sungai Way Semaka tidak kurang terdapat 19 titik tambang galian C diantaranya pekon Kerang 13 titik, Pekon Bedudu 5 titik, dan Pekon Suka Rame berjumlah 1 titik.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lambar, Syekhudin ketika akan dikonfirmasi mengenai Amdal sejumlah tambang galian C ini tidak merespon meski teleponnya dalam keadaan aktif

Sebelumnya diberitakan, sejumlah lahan pertanian warga di pinggiran Way Semangka, Kecamatan Batu Brak habis tergerus sungai. Hal ini diduga karena adanya aktivitas penambangan pasir di lokasi pinggiran sungai.

Khairil Anwar, warga Kecamatan Batu Brak mengatakan, sudah beberapa tahun ini lahan sawahnya yang berada di pinggiran sungai semakin habis tergerus sungai.

"Lahan kami tergerus Way Semaka, kami sedih karena ini adalah sumber pangan bagi kami,”katanya saat menunjukan lahan pertaniannya yang tergerus, Rabu (12/12).

Ia pun meminta kebijaksanaan semua pihak terkait untuk dapat membatasi jumlah penambang yang semakin hari semakin bertambah.

“ Kami tidak tau apakah pengusaha tambang mengantongi izin atau tidak, yang pasti semua nya dapat dibuktikan tetap berjalan dan operasi bahkan semua penambang menggunakan mesin sedot hampir semua nya mengatasnamakan untuk pembangunan. Disini kami harus mengalami kehilangan mata pencaharian, karena lahan makin habis,”tandasnya.(Iwan)

Editor :