• Minggu, 17 November 2024

Emersia Hotel & Resort Bandar Lampung, Brand Lokal Bersaing di Kancah Internasional

Selasa, 11 Desember 2018 - 14.46 WIB
1.6k

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Industri perhotelan di Provinsi Lampung saat ini terus tumbuh seiring kemajuan sektor pariwisata. Persaingan industri perhotelan semakin ketat dengan maraknya hotel-hotel International Chain Brand (jaringan perhotelan internasional) yang masuk ke Indonesia.

Di tengah geliat persaingan itu, Emersia Hotel & Resort Bandar Lampung tetap mampu tampil sebagai salah satu hotel terbaik dengan membawa kebanggaan brand lokal. Dengan membawa konsep dan brand lokal, pada tahun 2012 Emersia Hospitality Management (EHM) yang membawahi Emersia Hotel & Resort Bandar Lampung lahir.

Hotel berbintang empat ini memiliki 122 kamar, dan dilengkapi dengan ballroom, convention room, serta lima ruangan pertemuan. Di bawah tangan dingin dan kepiawaian sang Managing Director Emersia Group, Budi Rahman, hotel yang beralamat di Jalan Wolter Monginsidi No. 70, Pengajaran, Teluk Betung Utara ini mampu bersaing bahkan sanggup mengungguli hotel-hotel International Chain di Bandar Lampung.

Hotel Emersia mampu membuktikan brand lokal tidak kalah baik dan mampu bersaing dengan jaringan perhotelan internasional. Atas inspirasinya yang sanggup membuktikan brand lokal dapat bersaing dengan jaringan perhotelan internasional, pada acara Kupas Tuntas Awards 2018 yang bertepatan dengan HUT ke-12 Kupas Tuntas, 3 Desember 2018, Hotel Emersia mendapatkan penghargaan sebagai Pelaku Usaha, Nominasi: Hotel Membawa Brand Lokal.

“Saya pikir brand lokal memiliki kekuatan lebih dibanding brand international chain. Karena sebagai anak bangsa kita memahami karakter, budaya, dan adat istiadat bangsa kita sendiri. Harusnya kita bisa leading karena kita punya kekuatan itu, dan saya pikir sekarang adalah waktunya kebangkitan brand-brand lokal,” ujar Managing Director Emersia Group, Budi Rahman.

Menurut Budi, anak bangsa itu bisa maju dan bersaing, asalkan punya kemauan dan kemampuan, serta mau belajar terus-menerus tanpa kenal lelah.Sang Direktur yang mengawali karirnya di dunia perhotelan sebagai operator telepon ini mengatakan, anak bangsa harus punya tekad dan keyakinan untuk bersaing dengan dunia internasional. Selain itu, juga harus memiliki kebanggaan atas kekayaan budaya dan kearifan lokal yang miliki.

Secara keseluruhan, Emersia Hospitality Management (EHM) saat ini telah memiiki empat brand. Yaitu dua hotel berbintang empat Emersia Hotel & Resort yang berlokasi di Bandar Lampung dan Batusangkar, Sumatera Barat. Kemudian Emer One, hotel berbintang dua yang juga berlokasi di Sumatera Barat. Serta terakhir Emersia Mallioboro Hotel Jogjakarta yang baru saja di-launching pada tanggal 15 November 2018 lalu.

Budi menjelaskan, sejak awal berdirinya, konsep management Emersia di manapun berada, haruslah menjunjung tinggi dan mengoptimalkan potensi budaya serta kuliner lokal yang ada. Dirinya mencontohkan, untuk Lampung misalnya, Emersia menyiapkan makanan pindang baung, pindang kepala simba, dan seruit. Kemudian engkak dan sekubal untuk menu breakfast, dan masih banyak lagi makanan khas daerah Lampung lainnya yang disiapkan oleh Emersia.

Menurut Budi, hal ini tentunya sangat menarik bagi tamu. Terutama tamu yang berasal dari luar kota, pasti mencari santapan spesial yang menjadi kekhasan di daerah Lampung. Begitupun dengan Emersia yang berada di Sumatera Barat dan Jogjakarta, juga menyiapkan kuliner khas setempat.

“Ada suatu kebanggaan ketika brand lokal juga bisa muncul. Karena untuk posisi GM hotel sendiri, sejak tahun 70-80an, didominasi oleh kaum ekspatriat. Ketika tahun 2000an ke sini, barulah bermunculan SDM lokal kita yang mempunyai kemampuan untuk bisa menjadi seorang manager untuk memimpin sebuah hotel. Bagi saya ini suatu kebanggaan, ada kepuasan sendiri ketika lokal juga mampu bersaing dengan international,” ungkap lulusan Universitas Sahid dan Universitas Trisakti Jakarta ini.

Hadir di tengah persaingan industri perhotelan yang sangat luar biasa, baik dari international chain maupun lokal chain sendiri, Budi menjelaskan, untuk dapat bersaing dengan brand lain, harus ada diferensiasi produk, yaitu keunggulan yang dimunculkan oleh brand Emersia. Sebab apabila hanya mengikuti konsep-konsep biasa yang sudah ada, customer pastinya akan lebih memilih brand yang sudah ada tersebut.

Oleh karena itu, ketika mengonsep kehadiran Emersia, untuk memberikan sesuatu yang spesial dan berbeda dengan yang lain, Budi memilih untuk mengusung konsep budaya lokal untuk Emersia.

“Kita membawa visi bahwa Emersia ingin menjadi salah satu hotel premium terbaik dengan standar produk dan kualitas pelayanan yang prima. Tentunya ini bukan tujuan main-main, untuk mencapai itu kita punya lima misi. Yaitu keuangan yang sehat, orientasi kepada kepuasan customer, efisiensi biaya, dan menjadikan Emersia terkenal. Kemudian memberdayakan karyawan dari level pelaksana sampai level manager untuk mampu berkreasi dan berinovasi dalam menyampaikan ide-ide tentang produk dan pelayanan kita,” pungkasnya.

Budi menerangkan, kekuatan dalam industri perhotelan adalah service, bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada para customer. Oleh karena itu, untuk menjaga kepercayaan pelanggan, Emersia memiliki program dalam menyiapkan SDM terbaik, dalam hal ini karyawan sebagai pemberi pelayanan bagi pelanggan. Yaitu dengan mewajibkan setiap karyawan memenuhi lima jam training setiap bulannya. Sebab menurut Budi, tidak ada yang bisa menjamin bahwa karyawan yang sudah di-training sekalipun pasti memberikan pelayanan terbaik, apalagi yang tidak dilatih dan dibekali sama sekali.

Melalui usaha memberikan pelatihan seperti materi di dalam kelas, role play, simulasi, dan lain sebagainya ini, diharapkan dapat membiasakan para karyawan untuk menjadi seorang hotelier sejati, SDM hotel yang siap memberikan pelayanan terbaik bagi tamu.

“Kalau bicara produk fisik, mungkin itu akan cepat diikuti atau dicontoh oleh kompetitor. Tapi ketika kita bicara standar service pelayanan terbaik, belum tentu semua hotel memiliki itu. Jadi Emersia memiliki keunggulan yang membuat tamu merasa seperti di rumah sendiri” ujarnya.

Sesuai nama Emersia yang merupakan akronim dari ‘Emerald in Asia’, ke depannya, management Emersia punya mimpi dan cita-cita untuk dapat hadir di Asia. Sejak awal berdiri pun, owner Merry Warti dan Budi Muluk telah mengamanatkan kepada Budi Rahman agar hotel Emersia ini harus berkembang dan dikelola secara profesional sehingga dapat benar-benar menjadi ‘permata’ di Asia.

Apabila dilihat dari progressnya, di usia yang mendekati enam tahun ini Emersia sudah memiliki empat properti, sehingga bukan tidak mungkin ke depannya Emersia akan berlari semakin kencang lagi. “Saya pikir tidak ada suatu hal yang mustahil, kalau ada kemauan dan kemampuan, serta mau berusaha, kenapa tidak?” tutupnya.

Buka Emersia Hospitality Academy

Melihat adanya jarak antara perkembangan industri perhotelan dan SDM yang tersedia di Lampung masih jauh dari harapan, Managing Direktor Emersia Group, Budi Rahman, mengatakan pihaknya berencana untuk melebarkan bisnis di sektor pendidikan, yaitu di bidang kejuruan pariwisata dan perhotelan.

“Tahun depan mudah-mudahan akan hadir Emersia Hospitality Academy. Karena di Lampung ini akademi pariwisata jumlahnya tidak banyak. Kami ingin membangun SDM pariwisata di Lampung yang benar-benar mumpuni. Kami ingin menjadikan adik-adik ini nantinya yang akan menjadi pengganti GM hotel-hotel di Lampung,” ujar Budi.

Selama ini, kata Budi, setiap muncul hotel-hotel baru di Lampung, GM yang diambil selalu dari luar Provinsi. Ke depannya, manager level departement ataupun GM hotel, kenapa tidak harus muncul dari Lampung sendiri. Hal ini tentunya untuk membentuk putra-putri daerah Lampung menjadi SDM pariwisata dan perhotelan yang benar-benar berkualitas dan mampu bersaing.

“Kita bisa memfasilitasinya, saya pikir kita bisa menciptakan SDM yang berkualitas. Tidak ada yang tidak bisa, harus bisa,” tandasnya.

Budi menerangkan, saat ini untuk mengimbangi antara lulusan SMK Pariwisata dengan kebutuhan industri perhotelan, Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) chapter Lampung sudah melakukan kerjasama dengan asosiasi SMK di Lampung untuk membantu menyinkronisasikan kurikulum SMK dengan materi yang ada di perhotelan.

Dengan kerjasama itu, GM-GM hotel di bawah IHGMA chapter Lampung diminta untuk membantu melakukan mentoring kepada siswa-siswi SMK pariwisata yang ada di Lampung, 1 GM untuk 1 SMK.

“Kebetulan saya menjadi mentor di SMKN 4 Bandar Lampung. Kemudian teman-teman IHGMA yang lain juga di SMK-SMK di Bandar Lampung dan ada beberapa juga yang di daerah,” tutup Budi, yang juga merupakan Ketua Umum IHGMA chapter Lampung.***

Editor :