• Minggu, 17 November 2024

GM PT Pelindo II Panjang Terapkan Sistem Digital dan Layanan Berbasis Online

Senin, 10 Desember 2018 - 13.50 WIB
263

Kupastuntas.co, Bandarlampung – Teknologi di era digital saat ini terus berkembang pesat. Kemajuan teknologi turut memacu penyedia layanan agar berbenah dan mengikuti kemajuan tersebut. Tak mau ketinggalan, PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo) Cabang Panjang saat ini mulai menerapkan sistem digitalisasi di berbagai aspek untuk menuju Digital Port tahun 2020.

Inovasi dengan menerapkan teknologi terbaru disasar untuk meningkatkan pelayanan, memperbaiki konektivitas dengan industri dan pasar, serta stakeholder. Salah satunya, Pada Selasa, 4 September 2018, PT Pelindo Panjang atau Indonesia Port Corporation (IPC) II meresmikan invovasi terbaru, yaitu Tempat Penimbunan Sementara berbasis Online (TPS Online) di Terminal Peti Kemas. TPS Online ini di-launching oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Jendral TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan.

TPS Online ini merupakan solusi digital untuk melakukan Pertukaran Data Elektronik (PDE) kontainer antara sistem IPC di Terminal Peti Kemas dengan sistem Bea Cukai. Sehingga IPC dan Bea Cukai dapat memberikan pelayanan lebih optimal kepada pelanggan. Dengan sistem online, pelabuhan bisa semakin terintegrasi dan menutup kemungkinan adanya pungutan liar kepada pengguna jasa.

Dengan TPS online sistem ini, proses keluar masuk barang ekspor maupun impor akan semakin lancar. Inovasi ini adalah hasil kerjasama IPC Panjang dengan Bea Cukai. “Sistem ini meredius waktu dan cost yang cukup lumayan, bisa sampai 20 hingga 30 persen. Karena bisa diakses pengguna jasa dari kantornya masing-masing, tak perlu lagi bolak balik datang hanya untuk mengisi berkas-berkas yang diperlukan,” kata General Manager (GM) Pelindo II Panjang Drajat Sulistyo.

Sistem online itu salah satu langkah untuk mengefisienkan anggaran, dan juga efisien waktu. Maka TPS Online ini akan diterapkan di seluruh Terminal Peti Kemas Ocean Going (internasional) di wilayah IPC. Semuanya itu, kata dia, untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan karena akan mengurangi biaya logistik dan memangkas dwelling time.

“Kita sekarang sudah berada di era digitalisasi. Semua memang harus memudahkan, menurunkan, biaya dan mensimplifikasi prosedur agar tidak banyak lagi. Kita sedang memasuki era baru pelabuhan, dengan mengaplikasikan digital port di seluruh pelabuhan yang dikelola IPC,” kata Drajat Sulistyo.

Hal inilah yang menjadi tolok ukur tim Kupas Tuntas untuk memberikan Drajat Sulistyo penghargaan Kupas Tuntas Awards 2018 yang telah diselenggarakan, pada Senin (3/12/2018) bertepatan dengan HUT ke-12 Kupas Tuntas. GM PT Pelindo Panjang ini dinobatkan sebagai salah satu pelaku usaha berprestasi dengan Nominasi: Layanan Berbasis Online & Digital

Drajat Sulistyo mengatakan, IPC Panjang berkomitmen mengembangkan dan memanfaatkan teknologi digital di semua lini, agar pelayanan yang diberikan semakin cepat, lebih mudah, dan lebih murah. Menurutnya, TPS Online baru trigger, karena sudah ada beberapa sistem terbaru yang mulai diterapkan.

Yang terbaru, IPC Panjang sudah membangun satu gedung Integrated Port Service Center atau Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA). Di gedung ini akan tersedia fasilitas untuk planning dan control serta semua layanan yang dibutuhkan untuk Pelabuhan Panjang. Di gedung itu disiapkan control room dengan layar monitor besar yang menampilkan kondisi operasional pelabuhan secara keseluruhan dan real time. Semua tampilan yang bisa diakses sebagai dasar untuk evaluasi pelayanan.

Gedung Integrated Port Service Center tak dimiliki semua cabang Pelindo. Bahkan IPC Panjang  menjadi pilot project nasional. Di gedung juga tersedia 10 monitor dengan aplikasi yang berbeda-beda untuk mempermudah berbagai proses di pelabuhan.

Seperti aplikasi Non Petikemas-Terminal Operating System (NPK-TOS) yang berfungsi untuk mengelola proses layanan kargo curah atau non peti kemas. Penempatan kargo, penyusunan jadwal rencana bongkar muat terkait mapping peralatan dan resources yang ditugaskan dalam suatu kegiatan bongkar muat.

Kemudian ada Automatic Identification System (AIS), yaitu aplikasi untuk memantau kapal yang keluar masuk pelabuhan. Sistem ini dapat menghitung waktu kedatangan kapal, memprediksi waktu ketibaan kapal di pelabuhan, melacak data tracing AIS dan sebagainya.

Dari sisi teknik dan manajemen risiko, juga sudah diterapkan sistem pelaporan digital atau Equipment Reporting and Monitoring System (ERMS) yang berfungsi memantau alat-alat bongkar muat secara terintegrasi. Selain itu, pengaturan keluar masuk kendaraan di pelabuhan juga sudah diterapkan yang dapat mengantisipasi kemacetan di dalam pelabuhan.

Jika semua sudah terlaksana dengan baik, maka pihak pengelola Pelabuhan juga bisa tetap waktu dalam proses penyandaran kapal. Berapa hari sandar kapal sudah terukur dengan sistem tersebut. “Dengan begitu kita bisa tahu kondisi real time, dwelling time, Jika petugas kita menemukan kendala di lapangan dari layar monitor tinggal dikontak ke sana tanpa sehingga koordinasinya lebih mudah. Ini dampaknya akan sangat luar biasa,” kata Drajat.

Salah satu sistem yang paling penting, adalah untuk pengaturan kapal. System ini akan mengatur tingkat antrean. Jika semua proses, mulai dari bongkar muat hingga keluar masuk barang sudah lancar, maka keberadaan Pelabuhan Panjang juga akan membantu kelancaran akses transportasi di wilayah Lampung, atau pun Sumatera bagian selatan. Rencananya, sistem ini akan di-launching akhir tahun 2018.

Pelayanan yang terus dibenahi, kata Drajat adalah bukti bahwa IPC Panjang terus berupaya meningkatkan kualitasnya. Dengan begitu akan membantu pemerintah dalam pemberdayaan pelabuhan sebagai salah satu moda transportasi, mendukung program tol laut, peningkatan ekspor impor dan juga memperlancar koneksi antar pulau.

Saat ini, arus transportasi darat masih tertumpu pada jalur Pelabuhan Bakauheni-Merak. Jika kondisi Pelabuhan Panjang membaik, maka akan menjadi alternatif utama jalur transportasi menuju Pulau Jawa dan pulau lainnya. “Dengan keadaan Pelindo Panjang yang sudah membaik ini bisa menjadi alternatif utama dalam proses bongkar muat di Lampung maupun Sumbagsel. Alhamdulilah saat ini tingkat antrean kita juga sudah mulai berkurang, dampaknya juga luar biasa,” jelas dia.

Akses Jalan Tol Hingga Jalur Kereta Api

 

GM Pelindo Panjang, Drajat Sulistyo menyatakan, beberapa fasilitas terbaru akan terus dibangun sesuai Rencana Induk Pembangunan (RIP) Pelabuhan. Seperti pembangunan akses langsung dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), pengaktifan kembali jalur angkutan rel kereta, dan lain sebagainya.

Drajat Sulistyo menjelaskan, JTTS di daerah Lampung sudah hampir rampung. Sayangnya, rancangan awal JTTS tidak terintegrasi ke pelabuhan Panjang lantaran tingkat okupansinya masih kecil. Namun Pelabuhan Panjang tidak akan stagnan. Sebab tingkat pemakaiannya saat ini sedang dinaikkan.

Menyiapkan infrastruktur jalan menuju Pelabuhan perlu dilakukan sebagai antisipasi lonjakan ekonomi saat JTTS sudah difungsikan secara keseluruhan. Jika tidak, yang terjadi ke depan justru ‘anti klimaks’. Yaitu ekonomi tumbuh pesat, namun pelabuhan tidak mampu menampung.

“Nah ketika ini (penggunaan) sudah naik, hambatannya pelabuhan ini tidak punya akses ke tol. Ketika kita upgrade, maka jalanan di arteri kita akan macet total. Di situlah saya memberanikan diri agar pelabuhan bisa diakses langsung dari tol, dan ternyata respon dari pemda sangat luar biasa,” kata dia.

Terkait target pembangunan, ia berharap akses jalan utama sudah tersambung di tahun 2021 mendatang. Artinya di 2019 mendatang seharusnya sudah mulai pembebasan lahan atau minimal penetapan lokasi (penlok). Sehingga pembangunan konstruksi bisa segera terealisasi.

Berdasarkan hasil rapat dengan Pemprov Lampung, ada tiga opsi yang disiapkan untuk pembangunan akses tol ke Pelabuhan Panjang. Opsi pertama, Pelindo sebagai pihak yang membiayai, opsi kedua pengelola jalan tol dari BUMN, dan opsi yang ketiga meningkatkan jalan alternatif yang ada yaitu Jalan Ir. Sutami.

Dari ketiga opsi itu, Drajat mengaku belum bisa menentukan, tapi ketiganya baik dan bisa dilakukan. Intinya, kata dia, PT Pelindo ikut apa yang dimandatorikan. “Tetapi kami sebagai perusahaan akan tetap mengkaji. Seberapa hasil kajian itu akan jadi dasar untuk kita mengambil opsi. Semua bisa digunakan dan ketiganya baik itu bisa kita tentukan di awal tahun 2019 mendatang. Kami berharap ada tim pemerintah pusat yang turun untuk merealisasikan tol ini,” harapnya.

Pelindo juga berencana membangun terminal kargo, mengaktifkan kembali rel kereta api ke Pelabuhan Panjang, perluasan area pelabuhan hingga ke Sebalang dan mengamankan jalan-jalan masyarakat yang selama ini melintas di pelabuhan. Terkait kesiapan jalur kereta api ke Pelabuhan Panjang, GM menyebut, penggunaan KA akan memperlancar jalur distribusi barang dari kapal dan lebih siap direalisasikan. Karena akses rel sudah ada, dan PT KAI juga sudah siap. Tinggal menghitung berapa kost yang dibutuhkan untuk barang keluar masuk pelabuhan.

Penggunaan rel kereta api ke pelabuhan sudah dikoordinasi dengan PT KAI, dan PT KAI setuju. Jika terlaksana, maka 20 meter lahan di dekat rel KA harus dibebaskan. Rumah-rumah warga di lokasi itu juga harus dibongkar sesuai batas sepadan. Jika difungsikan akan efisiensi untuk angkutan barang.

“Kami juga buat kajian untuk proses ini dan akan kita rapatkan teknis dengan PT KAI. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada hasil. Yang jelas investasinya dibanding membangun akses baru menuju jalan tol ini jauh lebih kecil dan lebih mudah merealisasikan, pihak KA juga sudah siap, mereka sudah oke,” kata dia. ***

Editor :