Pariwisata Pesisir Barat Tak Sesuai Promosi
Kupastuntas.co, Pesisir Barat - Pariwisata sebagai sektor yang paling diunggulkan di Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), ternyata tidak sejalan dengan gencarnya promosi yang dikemas mewah dalam setiap gelaran yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) dengan tujuan untuk mempopulerkan potensi keindahan pantainya.
Bagaimana tidak, faktanya keberadaan sampah dan fasilitas yang tidak terawat di titik-titik pariwisata pantai yang paling diunggulkan justru acap kali membuat pengunjung merasa tidak nyaman.
Seperti yang dikatakan salah seorang warga Kecamatan Pesisir Tengah, Andika, bahwa upaya Pemkab Pesibar melalui Dispar mempromosikan pariwisata pantai sebagai lokasi berwisata yang bagus hingga sebagai lokasi surfing peselancar yang katanya pantai pesibar memiliki kualitas ombak terbaik ketiga dunia, faktanya tidak sejalan dengan kondisi pantai yang sesungguhnya.
"Labuhanjukung contohnya, pantai tersebut hampir semua fasilitasnya sudah rusak karena tidak terawat dan terawasi dengan baik. Belum lagi sampah yang menebar di sepanjang pinggiran pantai yang nyaris tidak ada penanganan dari Dispar, malah justru yang aktif membersihkan adalah komunitas-komunitas kepemudaan dan para pelajar," ujar Andika (Kamis 15/11/2018).
Baca Juga: KPU Lampung Sasar Daerah Rawan Bencana dan Konflik
Menurutnya, banyak pengunjung baik lokal maupun dari luar Pesibar mengeluh ketika berwisata ke Pesibar karena pemandangan-pemandangan yang janggal atas keberadaan fasilitas yang tidak terawat serta terawasi dengan baik.
"Belum lagi sampah, untuk bermain di pinggir pantai pun jadi terganggu," lanjutnya.
Selain itu, ia juga menyayangkan keberadaan lapak kuliner yang dibangun 2017 lalu dan hingga kini masih belum berfungsi maksimal.
"Bangunan yang dibangun ratusan juta itu sangat mubazir, dari beberapa lapak baru dua yang terisi," pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dispar, Audi Marpi, ketika dihubungi via ponselnya, menanggapi permasalahan sampah yang ada di sepanjang pinggir Pantai Labuhanjukung merupakan sampah bawaan muara sungai yang meluap ke laut.
"Ya itu bukan sampah bawaan manusia yang berkunjung, tapi bawaan laut dari sungai yang banjir, itu nggak bisa dilawan," terangnya.
Berita Terkait: Kemenag Ganti Buku Nikah dengan Kartu Nikah, Ini Alasannya
Menurutnya, tenaga kebersihan yang dibentuk oleh pihaknya sebanyak dua orang itu sudah berjalan sesuai tugasnya. Akan tetapi jika untuk membersihkan sampah yang berada di sepanjang hamparan pinggiran pantai, petugas kebersihan itu pasti tidak sanggup.
"Ya kalau mau ditambah tenaganya kami terbentur dianggaran untuk menggaji petugas itu," kilah Audi.
Sementara, terkait bangunan kuliner yang dibangun tahun lalu, Audi mengaku jika sudah ada masyarakat yang mendaftar untuk mengisi lapak tersebut, namun hingga kini masih belum juga diisi oleh masyarakat yang sudah mendaftar itu.
"Sebenarnya sudah full yang mendaftar, tapi sampai sekarang belum juga diisi dan kami tidak tahu apa alasannya. Kami akan segera menyurati para pendaftar itu dan jika tidak segera diisi akan kami ganti," pungkasnya membenarkan jika bangunan itu mubazir. (Nova)
Baca Juga: Bupati Dewi Lepas Tim Bantuan Bencana Ke Kelumbayan
Berita Lainnya
-
Berburu Satwa Dilindungi, Tiga Pria Asal Pesibar Terancam 5 Tahun Penjara
Rabu, 18 Desember 2024 -
Pasca Ternak Sapi Dimangsa, Tim Gabungan Pindahkan Kandang Jebakan Harimau ke Way Basoh untuk Intensifkan Pencarian
Rabu, 18 Desember 2024 -
Harimau Sumatera Semakin Agresif, Ternak Sapi Milik Warga Pesibar Dimangsa
Rabu, 18 Desember 2024 -
Dana Kampanye Hanya 197,1 Juta, Dedi Irawan-Irawan Topani Menang Pilkada Pesibar
Selasa, 17 Desember 2024