• Rabu, 08 Januari 2025

Diguncang Gempa, Djidja Keluar Kamar dengan Kaki Renta

Kamis, 25 Oktober 2018 - 15.08 WIB
55

Kupastuntas.co, Palu - Gemuruh guncangan gempa Palu, Sigi, dan Donggala Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 28 September 2018 memaksa masyarakat setempat bergegas mencari tempat berlindung ke tempat yang aman.

Puluhan ribu warga Sulteng mulai dari balita, anak-anak dan dewasa menempati tenda pengungsian lantaran tempat tinggalnya luluh lantak akibat gempa berkekuatan 7,7 SR.

Di antara para pengungsi itu tak sedikit juga warga dengan usia renta yang selamat. Djidja salah satunya, nenek berumur 106 tahun ini menjadi saksi betapa dahsyatnya gempa yang meruntuhkan rumahnya di Desa Duyu, Kecamatan Tatanga, Palu Barat.

Dengan suara yang tak begitu jelas, Djidja, dibantu oleh anaknya mulai menceritakan pengalamannya kepada kupastuntas.co bagaimana ia bisa selamat dan sampai di tenda pengungsian.

Djidja mengungkapkan, saat gempa terjadi ia sedang berada di dalam kamar dan langsung beranjak keluar rumah. Djidja melangkah sendiri ke luar kamar sembari memegangi meja dan lemari di sekitarnya lantaran kakinyatak kuat lagi menahan berat tubuhnya sendiri.

Cucunya, Vera (39) yang sedang berwudhu saat itu kemudian berlari menyambut neneknya dan bergegas ke luar rumah mencari tempat aman.

"Saya tidak tahu lagi bagaimana jadinya kalau tidak ke luar kamar sendiri. Saya langsung di bawa cucu lari ke lapangan. Sampai sekarang kamar saya mau rubuh, saya belum mau kembali lagi ke kamar karena masih trauma," ujarnya.

Ia merasa sedih lantaran banyak cucunya meninggal dunia tertimpa reruntuhan bangunan. Namun, ia tetap merasa bersyukur masih bisa selamat dari bencana itu.

Nenek 3 anak dan 10 cucu ini merasa cukup nyaman tinggal sementara di tenda pengungsian. Namun, ia berharap peristiwa seperti itu tak lagi terjadi.

"Saya ingin bahagia, semoga tidak terjadi lagi bencana seperti ini, saya ingin sehat. Dan untuk korban yang meninggal dunia semoga dapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan. Saya tidak akan meninggalkan Palu, mau hidup dan dan mati di tanah kelahiran," ucapnya. (Erik)

Editor :